Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KHUTBAH JUM'AT - HIDUP SUKSES DENGAN BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH


Hasil gambar untuk BERPRASANGKA BAIK



إنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيما
.
أَمَّا بَعْدُ،

فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.

Sesungguhnya di antara ibadah yang sangat agung yang merupakan ibadah hati adalah berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Berbaik sangka kepada Pencipta kita yang telah memberi rizki kepada kita, yang telah memudahkan segala urusan kepada kita.

Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:

وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

"Dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mencintai orang-orang yang berbuat baik."(QS Al Baqarah: 195)

Ibnu Jarir Ath Thabarī rahimahullāh dalam tafsirnya menyebutkan riwayat dari Ikrimah menafsirkan ayat ini:

وَأَحْسِنُوا أي أحسنوا الظن بالله

"Berbuat baiklah, yaitu berprasangkalah baik kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā."

Sungguh, tatkala seorang hamba senantiasa berprasangka baik kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, maka dia telah mendapatkan kebaikan yang sangat besar.

Ibnu Mas'ud radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu pernah berkata:
"Tidaklah seorang hamba diberikan kebaikan yang lebih baik daripada berbaik sangka kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā."

Oleh karenanya, kita seorang muslim hendaknya berbaik sangka kepada Rabb kita, terutama pada kondisi-kondisi berikut ini:

KONDISI PERTAMA | Tatkala seorang bertaubat setelah melakukan perbuatan dosa.

Ingatlah hadits Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا، فَقَالَ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَذْنَبَ عَبْدِيْ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ . ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ ، فَقَالَ: أيْ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: عَبْدِيْ أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ . ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ ، فَقَالَ: أيْ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَذْنَبَ عَبْدِيْ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ ، اِعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ.

"Seorang hamba melakukan dosa kemudian dia berkata, 'Ya Allah, ampunilah dosaku."
Maka Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman, "Sesungguhnya hamba-Ku mengaku telah berbuat dosa dan ia mengetahui bahwasanya dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menyiksa karena dosa.'
Kemudian hamba ini melakukan dosa lagi dan ia berdoa, 'Ya Allah, ampunilah dosaku.'
Maka Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman, "Sesungguhnya hamba-Ku mengaku telah berbuat dosa dan ia mengetahui bahwasanya dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menyiksa karena dosa.'
Kemudian hamba ini melakukan dosa lagi dan ia berdoa, 'Ya Allah, ampunilah dosaku.'
Maka Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman, "Sesungguhnya hamba-Ku mengaku telah berbuat dosa dan ia mengetahui bahwasanya dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menyiksa karena dosa.
"Berbuatlah sekehendakmu, karena aku pasti mengampunimu (jika kamu bertaubat)." (HR Bukhâri: 7507 dan Muslim: 2758)

• Kata para ulama:
"Selama seorang berdosa, kemudian bertaubat, kemudian berdosa, kemudian bertaubat dan memenuhi persyaratan taubat, maka selama itu pula Allāh akan senantiasa mengampuni dosa-dosanya."
Oleh karenanya, seorang tatkala terjerumus dalam kemaksiatan, jangan dia menunda-nunda taubatnya. Yakinlah bahwasanya Allāh maha menerima taubatnya. Seketika dia bertaubat, seketika itu pula Allāh akan mengampuni dosa-dosanya.

KONDISI KEDUA | Tatkala kita berdoa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Hendaknya kita berdoa dengan kondisi meyakini bahwasanya:
↝ Allāh akan mengabulkan doa-doa kita
Bagaimana Allāh tidak mengabulkan permintaan seorang mukmin yang bertaqwa kepada Allāh?  Sedangkan iblis Allāh kabulkan doanya.
قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (٣٦) قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (
٣٧)
"Iblis berkata, 'Ya Allāh, tangguhkanlah kematianku sampai hari kiamat.'
Kata Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, 'Kau akan ditangguhkan kematianmu'."(QS Al Hijr: 36-37)
Bagaimana kita bersu'uzhan (berburuk sangka) kepada Allāh, sementara Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mengabulkan doa-doanya orang-orang kafir?

Dalam Al Qur'an Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:

فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ

"Tatkala mereka (kaum musyrikin) berlabuh di lautan dan mereka diterpa dengan ombak yang begitu besar,merekapun berdoa kepada Allāh dengan penuh keikhlasan, Allāh kabulkan, Allāh selamatkan mereka menuju daratan, tatkala Allāh selamatkan mereka menuju daratan, tiba-tiba mereka berbuat kesyirikan kembali."(QS Al 'Ankabut: 65)

Bagaimana dengan seorang,
√ Yang beriman.
√ Yang bertaqwa.
√ Yang sujud. 
√ Yang merendahkan dirinya karena Allāh Subhānahu wa Ta'ālā?
√ Yang mengalirkan air mata dengan penuh pengharapan, minta kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā?
√ Yang berdoa di sepertiga malam yang terakhir, tatkala semua orang dalam keadaan tidur.

Bagaimana orang seperti ini tidak akan  dikabulkan doanya oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā?
Sementara Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mencari hamba-hamba-Nya yang berdoa di sepertiga malam yang terakhir.

Allāh berkata:

هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ 

"Apakah ada di antara hamba-Ku yang beristighfar, Aku akan ampuni dosa-dosanya. Apakah ada diantara hamba-hamba-Ku yang minta, maka Aku akan kabulkan permintaanya."(HR Ahmad: 9220)

Jamaah shalat jum’at Rahimakumullah,
Diantara kondisi seseorang yang hendaknya berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā adalah:

KONDISI KETIGA | Tatkala dia mencari rizki.

Hendaknya dia berhusnuzhan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā akan memberikan rizki kepadanya.
Ketahuilah, sungguh menakjubkan seorang manusia yang berburuk sangka kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dalam masalah rizki, sementara tatkala masih berupa janin dalam perut ibunya, Allāh telah memberi rizki melalui ibunya.

Tatkala dilahirkan dalam keadaan masih kecil, dia tidak bisa berbuat apa-apa, Allāh berikan rizki sampai dia besar.

Kemudian dia sekolah sampai dia dewasa, kemudian setelah dia memiliki ijazah, kemudian setelah memiliki gelar, kemudian dia telah memiliki kekuatan, namun kemudian dia bersu'uzhan kepada Allāh, bahwasanya Allāh tidak akan memberi rizki kepada dia.

Ini merupakan su'uzhan yang tidak pada tempatnya.
Kalau tatkala dia masih janin dan masih kecil saja Allah memberi rizki kepada dia, bagaimana setelah dia telah memiliki kekuatan kemudian Allāh tidak memberi rizki kepadanya?

KONDISI KEEMPAT: Tatkala kita terkena musibah.

Seorang mukmin yang bertakwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā adalah yang berusaha menjauhi kemaksiatan, berusaha menjauhi larangan-larangan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Meskipun terkadang terjerumus dalam kemaksiatan, meskipun terkadang melanggar perintah Allāh,  tetapi dia senantiasa berusaha untuk bertakwa kepada Allāh.

Jika dia telah berusaha kemudian musibah menimpanya maka yakinlah bahwasanya apa yang dipilih Allāh kepadanya, yang ditetapkan Allāh baginya adalah yang terbaik.

Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

"Bisa jadi kalian membenci sesuatu dan itu yang terbaik bagi kalian. Dan bisa jadi kalian menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagi kalian. Allāh yang mengetahui dan kalian tidak mengetahui."(QS Al Baqarah: 216)

Allāh yang menciptakan kita lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita, yang lebih mashlahat bagi kita.
Seorang hamba boleh berangan-angan, seorang hamba boleh bercita-cita, punya harapan-harapan, akan tetapi terkadang keputusan Allāh bertentangan dengan cita-citanya, bertentangan dengan harapannya.
Yakinlah, bahwasanya apa yang diputuskan Allāh itu yang terbaik bagi dia di masa depan dia.

Karena Allāh lebih mengetahui tentang masa depannya dan Allāh lebih mengetahui tentang kemaslahatannya.

أقول قولي هذا واستغفرولي ولكم إنه هو الغفور الرحيم
KHUTBAH KEDUA
بسم الله الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد

KONDISI KELIMA | Tatkala dia akan meninnggal dunia.

Dalam Shahih Muslim rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ

"Jangan sekali-kali salah seorang diantara kalian meninggal dunia kecuali dalam kondisi berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā."(HR Muslim: 2877)

Tatkala dia akan meninggal dunia, maka hendaknya dia kuatkan sisi pengharapan dia kepada Allah.

Ingat tentang janji Allāh bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā memiliki sifat-sifat yang mulia.
Allāh adalah Al Ghafūr (Yang Maha Pengampun), Allāh adalah Rahīm, Ar Rahmān (Yang Maha Penyayang).

Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mengatakan dalam hadits qudsi:

   إِنَّ رَحْمَتِى سبقت غَضَبِى
"Sesungguhnya kasih sayang-Ku mengungguli kemarahan-Ku"(HR Bukhari: 7422)

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ

"Sesungguhnya rahmat-Ku meliputi segala sesuatu."(QS Al A'rāf: 156)

Ingat janji Allāh Subhānahu wa Ta'ālā bahwasanya Allāh Maha Pengampun dan lagi Maha Penyayang.
Seseorang tatkala akan meninggal dunia hendaknya dia menguatkan sisi harapan dia kepada  Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, karena  Allāh Subhānahu wa Ta'ālā telah berfirman dalam hadits qudsi:

  إِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ
"Jika dia berprasangka baik maka bagi dia kebaikan, dan jika dia berprasangka buruk, maka dia akan
mendapatkan keburukan tersebut."

Dan marilah kita berdoa semoga Allah mematikan kita dalam keadaan khusnul khotimah sehingga kita dimasukkan kedalam surgaNya.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً.
اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد, اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد.

ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين

ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم

ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب

اللهم إنا نسألك الهدى والتقى والعفف والغنى

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

وأخير دعونا عن الحمد لله رب العالمين

Posting Komentar untuk "KHUTBAH JUM'AT - HIDUP SUKSES DENGAN BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH"