Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KELUARGA PRIORITAS UTAMA




Oleh : Ahmad Yani K. S.Pd.I 

Pemandangan kasih sayang yang sangat sering kita lihat di dunia, seorang ibu yang amat menyayangi anaknya, seorang istri yang  mencintai suaminya atau sebaliknya, seorang anak yang  berbakti kepada orang tuanya, kakak adik yang begitu akrab dan rukun.
Begitulah fenomena keluarga, kasih sayang yang Allah Subhaahu wata’ala fitrahkan kepada kita semua, bahkan itu tidak hanya berlaku kepada sesama manusia, namun ternyata hewanpun juga demikian, seperti seeokor ayam betina akan marah jika ada yang menyakiti anak-anaknya.
Namun di akhirat nanti, dihari perhitungan, dimana seseorang dihisab oleh Allah Azza wajalla tentang apa yang ia lakukan di dunia, maka kasih sayang itu tak tersisa sedikitpun. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يُبَصَّرُونَهُمْ  يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيهِ (11) وَصَاحِبَتِهِ وَأَخِيهِ (12) وَفَصِيلَتِهِ الَّتِي تُؤْوِيهِ (13 (وَمَن فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنجِيهِ (14(
sedang mereka saling memandang. Orang yang berbuat maksiat ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya (11) dan isterinya dan saudaranya(12) dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia)(13) Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya(14). (Q.S Al Ma’arij 11-14)
Begitulah fenomena yang terjadi di hari perhitungan, semua orang ingin selamat dari azab neraka, sampai rela menggadaikan anak-anaknya, istri dan saudaranya, bahkan semua orang yang ada di bumi ini.
Orang yang gemar bermaksiat kepada Allah akan selalu berfikir supaya azab yang seharusnya menimpanya diberikan kepada orang-orang terdekatnya, ia mencari kesalahan anak-anaknya, saudaranya bahkan semua orang dimuka bumi.
Sebuah ilustrasi ataupun gambaran di hari perhitungan, ketika seorang diadili dan ditanya, “kenapa kamu bermaksiat kepada Allah”?, maka ia akan menyalahkan orang lain, “Ya Allah, orang tuaku tidak pernah melarangku dari maksiat kepada-Mu, mereka sibuk bekerja siang dan malam tanpa memperhatikanku, saudara-saudaraku sibuk dengan keluarga masing-masing tanpa mempedulikanku, anakku yang berwawasan luas tentang agama malah meninggalkanku dan sibuk mengajarkan ilmu kepada orang lain tanpa mau menengokku”.
Begitulah gambaran seseorang ketika diadili dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka seorang muslim harus lebih memperhatiakan keluarganya dari pada orang lain, untuk mengajak keluarganya agar bersama-sama mendekatkan diri kepada-Nya.
Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka (QS. At Tahrim 6)
Dalam ayat tersebut Allah menyebutkan diri sendiri dan keluarga, itu artinya, diri kita dan keluarga kita harus lebih didahulukan dari pada  orang lain.
Bukankan Utsman Radhiyallahu ‘Anhu telah berkorban banyak untuk keluarga besarnya, beliau sangat gemar berinfaq dan shadakah kepada keluarga besarnya, ternyata dengan itu banyak dari keluarga besarnya yang bisa memeluk hadayah islam.
Itulah pengorbanan seorang sahabat mulia, pengorbanan yang begitu besar agar dapat mengajak keluarganya bersama-sama mengabdikan diri kepad Allah dan Rasul-Nya, maka pertanyaan bagi kita saat ini, “Pengorbanan apa yang sudah kita lakukan untuk keluarga tercinta kita?”.Allahu a’lam.

Posting Komentar untuk "KELUARGA PRIORITAS UTAMA"