KHUTBAH JUM'AT - BAGI YANG MAU BERMAKSIAT BA'DA RAMADHAN
Khutbah
Pertama
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا وَانْفَعَنَا بِمَا
عَلَّمْتَنَا وَزِدْنَا عِلْماً وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا
اتِّبَاعَهُ وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Pertama-tama kita bersyukur kepada Allah karena pada hari ini
bertepatan dengan bertemunya dua ied yaitu bertemunya hari Jumat dan hari Idul
Fitri 1 Syawal 1439 H. Kita diberi nikmat untuk bisa berada dalam dua hari ied
ini, dan moga jadi kebaikan yang banyak bagi kita sekalian. Semoga Allah
menerima setiap amalan kita pada bulan Ramadhan.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, pada para sahabat,
para tabi’in, serta para ulama yang telah memberikan kita contoh terbaik dalam
beragama.
Jamaah shalat Jumat yang semoga senantiasa dirahmati dan
diberkahi oleh Allah.
Bulan Ramadhan telah berakhir dan kita tutup dengan bertakbir
sejak Malam Idul Fitri sampai pagi hari ketika kita berangkat menuju lapangan.
Begitu pula dalam shalat ied, kita diperintahkan untuk banyak bertakbir dengan
adanya takbir zawaid (takbir tambahan). Dan khatib saat khutbah ied juga terus
memperbanyak takbir. Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaha
illallah wallahu akbar, Allahu akbar walillahil hamd.
Seorang muslim yang terbaik, ia bisa mengambil pelajaran dari
bulan Ramadhan yang telah ia lewati. Tentu saja dengan ia berusaha menjadi
lebih baik selepas Ramadhan. Kalau keadaannya sama saja dengan sebelum Ramadhan
atau lebih jelek dari sebelum Ramadhan, sungguh merugi. Karena tanda amalan
Ramadhan seseorang diterima, jika selepas Ramadhan menjadi lebih baik. Kebaikan
seharusnya diikuti dengan kebaikan selanjutnya, demikian kata para ulama.
Harusnya amalan-amalan pada bulan Ramadhan terus dijaga selepas Ramadhan.
Jangan kita menjadi orang yang malah tambah jelek selepas
Ramadhan. Sebagaimana kata para ulama, “Bi’sal qoum laa ya’rifunallaha illa
fii Ramadhan, sejelek-jelek orang adalah yang mau beribadah kepada Allah
hanya pada bulan Ramadhan saja.”
Dalam khutbah kali ini ada empat pesan penting yang ingin
disampaikan ditujukan bagi siapa saja yang ingin melakukan maksiat ba’da
Ramadhan. Coba direnungkan empat pesan berikut.
Pesan pertama: Hendaklah bertakwa
kepada Allah dan mengoreksi setiap amalan kita.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ
نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖوَاتَّقُوا اللَّهَ ۚإِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا
تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)
Maksud ayat ini kata Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an
Al-‘Azhim,
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا وَانْظُرُوا
مَاذَا ادْخَرْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ مِنَ الأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ لِيَوْمِ
مَعَادِكُمْ وَعَرَضَكُمْ عَلَى رَبِّكُمْ
“Hisablah diri kalian sebelum
kalian dihisab. Lihatlah apa yang telah kalian siapkan untuk diri kalian berupa
amal shalih untuk hari di mana kalian akan kembali dan setiap amal kalian akan
dihadapkan kepada Allah.”
Pesan kedua: Ingatlah umur kita terbatas dan
besok akan ditanya.
Dalam hadits dari Abi Barzah
Al-Aslami radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ
عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat
hingga ia ditanya mengenai (di antaranya): umurnya di manakah ia habiskan. …”
(HR. Tirmidzi, no. 2417. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ
وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
“Umur umatku antara 60 hingga 70 dan sedikit dari mereka yang
melebihi itu.” (HR. Tirmidzi, no. 3550; Ibnu Majah, no. 4236. Al-Hafizh Abu
Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Pesan ketiga: Segeralah bertaubat.
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah
seorang hamba melakukan dosa kemudian ia bersuci dengan baik, kemudian berdiri
untuk melakukan shalat dua raka’at kemudian meminta ampun kepada Allah, kecuali
Allah akan mengampuninya.” Kemudian beliau membaca ayat ini,
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ
ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ
إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan
keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari
pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui.” (QS. Ali Imran: 135) (HR. Tirmidzi, no. 406; Abu Daud, no.
1521; Ibnu Majah no. 1395. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Pesan keempat: Mengikutkan kebaikan dengan maksiat, tanda tidak diterimanya amalan Ramadhan.
Kata para ulama,
مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ
بَعْدَهَا
“Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di
antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.”
Dalil dari hal ini adalah ayat,
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى (5) وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى (6)
فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى (7) وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى (8) وَكَذَّبَ
بِالْحُسْنَى (9) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى (10)
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan
bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak
akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil
dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami
akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.” (QS. Al-Lail: 5-10)
Demikian khutbah pertama ini.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا َوَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ
وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى
أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Dari sahabat Abu Ayyub Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhu,
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ
كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam
hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR.
Muslim)
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ
وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا
وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلاَمِ وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَبَارِكْ لَنَا فِى
أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَتُبْ
عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ
لِنِعْمَتِكَ مُثْنِينَ بِهَا قَابِلِيهَا وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا
وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
—
Diselesaikan pada
Jumat siang, 1 Syawal 1439 H (15-06-2018) di rumah tercinta @ Dusun Warak, Desa
Girisekar, Panggang, Gunungkidul, persiapan Khutbah Jumat di Pesantren Darush
Sholihin
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com
Posting Komentar untuk "KHUTBAH JUM'AT - BAGI YANG MAU BERMAKSIAT BA'DA RAMADHAN"