SEPUTAR HALAQATUL QUR'AN
Oleh: Slamet Baidlowi
Arti Halaqah
Kata halaqah berasal dari bahasa
arab yaitu halaqah atau halqah yang berarti lingkaran. Kalimat halqatul qur’an artinya kumpulan orang yang duduk mengkaji Al Qur’an.
Halaqatul qur’an adalah sebuah istilah yang ada hubungannya dengan dunia
pendidikan
alqur’an, khususnya pengajian
tentang pembacaan qur’an dan tafsirnya.
Sejarah
halaqatul qur’an
Halaqah sudah dimulai sejak awal Islam. Pada awal dakwah Islam di Mekkah, Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam menampakkan Islam kepada orang yang paling dekat dengannya,
anggota keluarganya dan sahabat-sahabat karib Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam. Rasulullah mendakwahkan mereka dan juga siapa saja yang
memang diketahui mencintai kebaikan, kebenaran, dan kejujuran beliau.
Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam menemui dan mengajarkan Islam kepada mereka secara
sembunyi-sembunyi, hal ini dilakukan karena untuk menjaga keselamatan
masing-masing. Rasulullah membuat pertemuan-pertemuan di rumah beberapa
sahabat. Yang masyhur dalam proses penanaman nilai-nilai ajaran Islam ini
dilakukan di rumah al-Arqam. Di dalam majlis ini, terdiri dari beberapa orang
sahabat. Rasulullah ` sendiri yang lebih banyak mendidik dan membentuk mereka
agar memiliki kepribadian yang Islami. Melalui halaqah pertama ini terbentuklah sekelompok orang
mukmin yang senantiasa bahu-membahu untuk untuk menegakkan kalimat Allah.
Pada periode dakwah di Madinah, halaqah pertama kali dilakukan di masjid. Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam melakukan tugas mendidik umat melalui halaqah di
masjid yang menyatu dengan rumah beliau pada waktu-waktu yang dipilih. Ibnu
Mas’ud meriwayatkan:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَوَّلُنَا بِالْمَوْعِظَةِ فِي الْأَيَّامِ
كَرَاهَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membuat sela-sela (lingkaran) dalam ceramah pada hari-hari
tertentu demi menghindari kebosanan. (HR. Bukhari No.66)
Dalam halaqah, Nabi ` menyampaikan materi ilmu yang
beragam. Namun yang paling diutamakan oleh Nabi adalah mengajarkan al-Qur`an.
Keutamaan halaqatul
qur’an
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم : ” وما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله
ويتدارسونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة وغشيتهم الرحمة وحفتهم الملائكة وذكرهم
الله فيمن عنده “.
Dari Abu Huroiroh Radhiyallahu anhu , dia
berkata, ‘Rasululloh صلى الله عليه وسلم
bersabda : “Dan tidaklah satu kaum berkumpul dalam satu rumah dari rumah-rumah
Allah, mereka membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya diantara bereka,
kecuali ketenangan akan turun kepada mereka, kasih sayang akan menyelimuti
mereka, malaikat akan menaungi mereka, dan Alloh akan menyebutkan mereka di
tengah makhluq yang ada di sisi-Nya”. (HR. Muslim no.7028, Ibnu Majah no.225, Ahmadno.7421)
Yang
dimaksud rumah Allah Ta’ala
adalah masjid sebagaimana firman Alloh Ta’ala dalam Al-Qur’an:
(فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَن تُرْفَعَ
وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ)
(النور : 36)
Artinya
:
“Bertasbih kepada Alloh di masjid-masjid
yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya,
pada waktu pagi dan waktu petang”. (An-Nuur:36)
Metode mana yang
diperbolehkan?
Jika yang dimaksudkan
adalah bahwasanya mereka membacanya dengan satu suara dengan 'waqaf' dan
berhenti yang sama, maka ini tidaklah disyariatkan. Paling tidak hukumnya
makruh, karena tidak ada riwayat dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
maupun dari para sahabat beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Namun apabila
bertujuan untuk kegiatan belajar dan mengajar, maka saya berharap hal tersebut
tidak apa-apa.
Adapun apabila yang dimaksudkan
adalah mereka berkumpul untuk membaca Al-Qur'an dengan tujuan untuk
menghafalnya, atau mempelajarinya, dan salah seorang membaca sedang yang
lainnya mendengarkannya, atau mereka masing-masing membaca sendiri-sendiri
dengan tidak menyamai suara orang lain, maka ini disyariatkan, berdasarkan
riwayat dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda. "Artinya
: Apabila suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) sambil
membaca Al-Qur'an dan saling bertadarus bersama-sama, niscaya akan turun
ketenangan atas mereka, rahmat Allah akan meliputi mereka, para malaikat akan
melindungi mereka dan Allah menyebut mereka kepada makhluk-mahkluk yang ada di
sisiNya" [Bagian dari hadits yang diriwayatkan oleh Muslim no. 2699 dalam
kitab Dzikir dan Do'a, bab 'Fadhlul Ijtima 'Ala Tilawatil Qur'an wa 'Aladz
Dzikir dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu.
Adab Membaca Al Qur’an
Beberapa adab penting yang perlu diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an:
1- Hendaklah yang membaca Al-Qur’an berniat ikhlas,
mengharapkan ridha Allah, bukan berniat ingin cari dunia atau cari pujian.
2- Disunnahkan membaca Al-Qur’an dalam keadaan
mulut yang bersih. Bau mulut tersebut bisa dibersihkan dengan siwak atau bahan
semisalnya.
3- Disunnahkan membaca Al-Qur’an dalam keadaan
suci. Namun jika membacanya dalam keadaan berhadats dibolehkan berdasarkan
kesepatakan para ulama.
4- Mengambil tempat yang bersih untuk membaca
Al-Qur’an. Oleh karena itu, para ulama sangat anjurkan membaca Al-Qur’an di
masjid. Di samping masjid adalah tempat yang bersih dan dimuliakan, juga ketika
itu dapat meraih fadhilah i’tikaf.
Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, “Hendaklah setiap orang yang duduk
di masjid berniat i’tikaf baik untuk waktu yang lama atau hanya sesaat. Bahkan
sudah sepatutnya sejak masuk masjid tersebut sudah berniat untuk i’tikaf. Adab
seperti ini sudah sepatutnya diperhatikan dan disebarkan, apalagi pada
anak-anak dan orang awam (yang belum paham). Karena mengamalkan seperti itu
sudah semakin langka.” (At-Tibyan, hlm. 83).
5- Menghadap kiblat ketika membaca Al-Qur’an.
Duduk ketika itu dalam keadaan sakinah dan penuh ketenangan.
6- Memulai membaca Al-Qur’an dengan membaca
ta’awudz. Bacaan ta’awudz menurut jumhur (mayoritas ulama) adalah “a’udzu
billahi minasy syaithonir rajiim”.
7- Membaca “bismillahir
rahmanir rahim” di
setiap awal surat selain surat Bara’ah (surat At-Taubah).
8- Hendaknya ketika membaca Al-Qur’an dalam
keadaan khusyu’ dan berusaha untuk mentadabbur (merenungkan). Semoga kita semua bisa mengamalkannya. Amin ya
rabbal alamin. Wallahu waliyyut taufiq.
_________________________________________________________________________
JOIN Dakwah Muwahhidin:
👥Facebook: Dakwah Bina Muwahhidin
🐥Twitter: @dakwahbmw
🏔Instagram: @dakwah_muwahhidin
📠Email:dakwahbmw@gmail.com
📱BBM: D3AC1186
Posting Komentar untuk "SEPUTAR HALAQATUL QUR'AN"