ETIKA SEPUTAR TIDUR
(Bagian Pertama)
Oleh : Abu Fayhan
Oleh : Abu Fayhan
1. Muhasabah sebelum tidur
Muhâsabah ialah usaha seseorang untuk mengevaluasi segala
perbuatannya, baik sebelum maupun sesudah melakukannya. Sebelum tidur hendaklah
seorang hamba mengintrospeksi diri atas segala perkataan maupun perbuatannya
sepanjang hari, baik yang berkaitan dengan hak-hak Allâh maupun hak-hak sesama
manusia. Jika dia telah melakukan amal shalih, maka hendaknya dia bersyukur
dengan memuji Allâh dan memohon kepada-Nya tambahan nikmat. Dan memohon
kepada-Nya pula agar senantiasa diberi taufiq dan kesanggupan untuk dapat
melaksanakan amal ketaatan. Namun jika sebaliknya, maka hendaknya dia segera
bertaubat dan memohon ampunan kepada-Nya serta bertekad untuk segera melakukan
kebaikan.
Tentang muhâsabah, Allâh Azza wa Jalla berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ
نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allâh dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allâh” [al-Hasyr/59:18]
Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu berkata, “Hisablah diri kalian
sebelum dihisab, dan timbanglah amal kalian sebelum ditimbang (oleh Allâh) ….”.
2. Membiasakan tidur diawal malam
Syaikh Shalih Al-Fauzan berkata :“Wahai
para hamba Allah, jauhilah begadang di malam hari, karena begadang itu
menyebabkan terlantarnya shalat dan berat ketika melaksanakannya. Tidurlah di
awal malam agar kalian bisa bangun di akhir malam. Kalian memang membutuhkan
tidur, tetapi janganlah jadikan tidur kalian di waktu shalat kalian”
Dari Abi Barzah :
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ
يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membenci
tidur sebelum shalat 'Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.” (HR. Bukhari 568)
Ibnu Baththol berkata :
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak suka
begadang setelah shalat 'Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat
malam dan khawatir jika sampai luput dari shalat shubuh berjama’ah. ‘Umar bin
Al Khottob sampai-sampai pernah memukul orang yang begadang setelah shalat
Isya, beliau mengatakan, “Apakah kalian sekarang begadang di awal malam, nanti
di akhir malam tertidur lelap?!.” (Syarh
Shahih Bukhari, 3 : 278)
3. Bersuci sebelum tidur (berwudhu)
Hal ini berdasarkan hadits Al Baro’ bin ‘Azib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ،
ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ
“Jika
kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu
berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari no. 247 dan
Muslim no. 2710)
4. Membersihkan tempat tidur.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَأْخُذْ دَاخِلَةَ
إِزَارِهِ فَلْيَنْفُضْ بِهَا فِرَاشَهُ وَلْيُسَمِّ اللهَ فَإِنَّهُ لاَ يَعْلَمُ
مَا خَلَفَهُ بَعْدَهُ.
“Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah
mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut
sambil mengucapkan, ‘bismillaah,’ karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya
tadi.” [HR. Al-Bukhari no. 6320,
Muslim no. 2714, at-Tirmidzi no. 3401 dan Abu Dawud no. 5050. Lafazh yang
seperti ini berdasarkan riwayat Muslim]
5. Dilarang tidur tengkurap
Demikianlah agama Islam, memerintahkan dan
melarang sesuatu pasti untuk kemashalahatn dan kebaikan manusia.
syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata dalam risalahnya,
الدين
مبني على المصالح
في جلبها و الدرء للقبائح
“Agama dibangun atas dasar berbagai
kemashlahatan
Mendatangkan mashlahat dan menolak berbagai
keburukan”
Kemudian beliau menjelaskan,
ما أمر
الله بشيئ, إلا فيه من المصالح ما لا يحيط به الوصف
“Tidaklah Allah memerintahkan sesuatu kecuali
padanya terdapat berbagai mashlahat yang tidak bisa diketahui secara
menyeluruh”
Larangan tidur dengan posisi tengkurap
Karena khabar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa, ini adalah cara tidur yang
dimurkai oleh Allah.
عن يعيش
ان طخفة الغفاري رضي الله عنه قال: قال أبي بينما أنا مضطجع في المسجد على بطني
إذا رجل يحركني برجله فقال: ” إن هذه ضجعة يبغضها الله” قال فنظرت فإذا رسول الله
صلى الله عليه وسلم
Ya’isy bin Thikhfah Al-Ghifari berkata,
“Bapakku menceritakan kepadaku bahwa ketika aku tidur di masjid di atas perutku
(tengkurap), tiba-tiba ada seseorang yang menggerakkan kakiku dan berkata,
“Sesungguhnya
tidur yang seperti ini dimurkai Allah.”
bapakku berkata, “Setelah aku melihat
ternyata beliau adalah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.”
dalam riwayat yang lain,
إنما هي ضجعة أهل النار
“berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni
neraka”
diantara ulama ada juga yang sekedar menghukumi
dengan makruh (dibenci). Sebagimana perkataan Imam Tirmidzi rahimahullah dalam sunannya,
باب ما جاء في كراهية الاضطجاع على البطن
“Bab makruhnya tidur tengkurap”
Kemudian beliau mebawakan hadits,
عن أبي
هريرة رضي الله عنه قال: رأى رسول الله صلى الله عليه وسلم رجلاً مضطجعاً على
بطنه، فقال: ” إن هذا ضجعة لا يحبها الله”
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang Laki-laki muslim tidur
tengkurap, kemudian beliau bersabda,
“Ini
adalah cara tidur yang tidak disukai oleh Allah.
Bahaya kesehatan tidur dengan cara ini
Ulama sekaligus pakar kedokteran, Ibnul Qayyim
Al-Jauziyyah rahimahullah berkata,
،
وكثرة النوم على الجانب الأيسر مضر بالقلب بسبب ميل الأعضاء إليه، فتنصب إليه
المواد. وأردأ النوم على الظهر، ولا يضر الاستلقاء عليه للراحة من غير نوم، وأردأ
منه أن ينام منبطحاً على وجهه
“terlalu sering tidur dengan sisi kiri
membahayakan bagi jantung karena kecendrungan anggota (organ dalam) ke kiri,
maka bisa menekannya. Dan cara tidur yang kurang baik juga adalah terlentang. Tetapi tidak mengapa jika sekedar
untuk beristirahat tanpa tidur. Dan yang
kurang baik juga adalah cara tidur berbaring dengan mukanya (tengkurap).”
Ilmu kedokteran modern membuktikan bahwa memang
tidur tengkurap berbahaya, apalagi tidurnya pulas dan lama karena saat tidur
tengkurap otomatis otot dada/otot pernafasan kita tidak dapat mengembangkan
dada dengan baik dan maksimal, sehingga aliran oksigen menjadi lebih
sedikit dan bisa berakibat menjadi sesak nafas.
Demikian juga tidur pada sisi kiri badan (yaitu
menghadap ke kiri) juga berbahaya, karena organ-organ bisa menghimpit jantung
sehingga sirkulasi darah terganggu dan mengurangi pasokan darah ke otak.
Sedangkan tidur terlentang akan kurang baik
jika bagian tubuh tidak ditopang dengan baik atau tidak menyentuh tempat tidur
dengan ideal sehingga bisa menyebabkan nyeri punggung ketika bangun tidur.Wallahu
‘alam.
Posting Komentar untuk "ETIKA SEPUTAR TIDUR"