KISAH KELUARGA - MASALAH MENIMBULKAN CINTA KASIH
Di Karawang, ada pasangan suami istri yang mempunyai tiga anak,
suatu ketika suami pulang kerja dalam keadaan lelah dan capek, maka diapun
memanggil istrinya dengan penuh kemesraan, “sayang, bisakah engkau mengambilkan
makanan untukku? Papa sangat lapar dan lelah ni”. Karena istrinya tersebut
seorang yang shalihah dan taat kepada suaminya lantas ia langsung menyiapkan
hidangan dengan cepat, walaupun sebenarnya ia juga sangat lelah didapur.
Istri yang shalihah tersebut sangat terburu-buru dalam menyajikan
makanan untuk suami tercintanya, akhirnya, ketika ia ingin menuangkan gula
kedalam makanan tersebut keliru, bukannya gula yang ia masukkan, namun justru
garam yang ia tuangkan kedalam makanan tersebut.
Makananpun disajikan kepada suaminya, kemudian dia mencicipi
makanan yang rasanya sangat asin, namun kendati demikian sang nahkoda keluarga
kecil itu tidak marah, karena ia sadar betul bahwa istrinya bukanlah malaikat,
yang tak luput dari kesalahan dan kekeliruan, dan ia dapat bersikap bijak dalam
situasi yang sbenarnya sangat berpotensi mengundang kemarahan.
Apa yang dilakukan suami tersebut? Dia malah berkata, “sayang,
bisakah kesini sebentar?, sudah lama kita tidak makan bersama. Seorang istri
yang dipanggil dengan penuh kesayangan dan diajak oleh suaminya untuk
bermesraan, makan bersama suami sangatlah gembira, lalu sang istripun mendekat
dan duduk disampin suaminya.
Hebatnya suami ini, ia masih bisa berfikir jernih dan memunculkan
ide yang sangat baik, sang suami berkata, “sini ma, papa suapin, Masya Allah sikap
yang sangat dinanti-nanti para wanita, perhatian yang begitu dalam, pastilah
itu sangat membahagiakan sang istri.
Maka ketika suapan itu masuk ke mulut istri, langsung ia meneteskan
air mata dan meminta maaf sejadi-jadinya kepada suaminya, namun sang suami
sangat pandai menyikapi situasi tersebut, ia langsung memaafkannya, kemudian
pergi ke dapur bersama-sama dan memasak makanan disana dengan penuh kehangatan.
(https://www.youtube.com/watch?v=D4Jksl529RQ)
Hal-hal yang bisa dipetik dari kisah diatas ialah, :
1. Sikap yang tepat
ketika menghadapi masalah dapat menimbulkan kebahagiaan yang sangat mendalam,
bisa dibayangkan dalam cerita tersebut, seandainya sang suami marah-marah
ketika medapati makanan yang sangat asin, mungkin istri akan marah juga, yang berujung
dengan pertengkaran, dan akhirnya bisa mempengaruhi kejiwaan anak-anak mereka,
karena melihat secara langsung pertikaian kedua orangtua.
Bahkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam-pun mencontohkan kepada
umatnya mengenai sifat beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang sangat bijak
dan tidak marah ketika terjadi masalah. Dalam riwayat yang shahih : “Suatu
ketika, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah salah seorang isteri
beliau. Tiba-tiba isteri yang lain mengirim mangkuk berisi makanan. Melihat itu,
isteri lain yang berada dirumah Rasul
shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul tangan pelayan pembawa makanan tersebut,
maka jatuhlah mangkuk tersebut dan pecah. Kemudian Rasul shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengumpulkan kepingan-kepingan pecahan tersebut serta makanannya, sambil
berkata: “Ibumu sedang cemburu,”. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyuruh pelayan itu untuk menunggu, kemudian beliau memberikan padanya mangkuk
milik isteri yang sedang bersama beliau untuk diberikan kepada pemiliki mangkuk
yang pecah. Mangkuk yang pecah beliau simpan di rumah isteri yang sedang
bersama beliau” (HR. Al-Bukhari).
2. Dalam bahtera rumah
tangga pasti akan menemukan masalah didalamnya, karena dunia adalah negeri
ujian dan cobaan, maka dimanapun kita hidup pasti akan menemukan masalah,
bahkan semakin shalih seseorang maka akan semakin besar pula cobaan yang akan
dihadapi, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda : Dari Mush'ab bin Sa'd dari Ayahnya Sa'd bin Abu Waqash dia
berkata, Saya bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling
keras cobaannya?" beliau menjawab: "Para Nabi, kemudian kalangan
selanjutnya (yang lebih utama) dan selanjutnya. Seorang hamba akan diuji sesuai
kadar agamanya (keimanannya). Jika keimanannya kuat maka cobaannya pun akan
semakin berat. Jika keimanannya lemah maka ia akan diuji sesuai dengan kadar
imannya. Tidaklah cobaan ini akan diangkat dari seorang hamba hingga Allah
membiarkan mereka berjalan di muka bumi dengan tanpa dosa." (HR. Ibnu
Majah)
3. Kita harus sadar bahwa
tak ada pasangan yang sempurna, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“setiap manusia banyak berbuat kesalahan dan sebaik-baik orang yang berbuat
kesalahan adalah mereka yang bertaubat
(HR Ibnu Majah).
Tak ada gading yang tak retak, kadang manusia berbuat kesalahan dan
kekeliruan, maka ketika terjadi kekhilafan pada pasangan, harus bisa bersikap
bijak dan dan segera memaafkan.
4. Bagi para pemuda yang
belum mempunyai pasangan hidup, hendaklah ia selalu belajar tentang ilmu rumah tangga, dengan membaca
atau menimba pengalaman dari orang yang sudah lama menikah, supaya ketika sudah
berumah tangga bisa semakin bijak dalam menghadapi masalah. Wallahu A’lam.
Posting Komentar untuk "KISAH KELUARGA - MASALAH MENIMBULKAN CINTA KASIH"