MANAJEMEN NIAT
Niat adalah asas dalam menjalankan ibadah
kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Dan dengan ia pula ibadah bisa diterima dan
ditolak. Niat juga menentukan tujuan dan maksud seseorang, jika tujuan baik
maka akan mendapatkan kebaikan, jika tujuannya tidak baik maka akan mendapatkan
yang ia niatkan. Sebagaimana hadist Nabi;
“Dari Amirul Mukminin
Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab bin Nufail bin Abdul ‘Uzza bin Riah bin Abdullah
bin Qurth bin Razah bin ‘Adi bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib al-Qurasyi al-’Adawi
radhiyallahu ‘anhu berkata:“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya
mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang
hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan
dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.
[Diriwayatkan
oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim
bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim
bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang
paling shahih di antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907]
Lalu bagaimanakah cara
agar kita bisa selalu menjaga niat karena Allah? Berikut ini langkah-langkah
agar bisa menjaga niat karena Allah:
1. selalu mengingat-ingat bahwa Allah akan memberi keutamaan kepada orang yang niat
karena Allah dan memberi siksa pada yang beramal tidak karena Allah,
2. senang beramal ibadah dengan cara sembunyi, tidak senang
menampakkan amal ibadah yang dikerjakan kepada orang lain,
3. merasa khawatir amalnya ditolak/ tidak diterima
oleh Allah, sehingga menghindari hal-hal yang menyebabkan amal tidak diterima,
misalnya menceritakan amalannya, riya’, dan lain
sebagainya,
4. tidak senang apabila amal kebaikannya dipuji orang lain,
sehingga amal ibadahnya tidak diceritakan pada orang lain, (termasuk lebih baik
tidak perlu update status, ataupun ngetwit habis mengerjakan suatu amalan
tertentu, walaupun tidak bermaksud apa-apa tapi hal itu berpotensi untuk
mengubah niat ibadah kita)
5. meneliti
niat yang ada dalam hati sebelum melaksanakan amal kebaikan,
6. memohon
pertolongan kepada Allah (berdoa) agar selalu bisa menata hati dengan karena
Allah dalam beramal.Wallau a’lam
Posting Komentar untuk "MANAJEMEN NIAT"