RUKUN IMAN
Kebaikan tidak bisa diukur hanya dengan berpalingnya seseorang ke
arah kiblat saja, namun kebaikan yang sempurna adalah keimana seseorang kepada
rukun iman yang enam, Allah Subhana Wata’ala berfirman:
لَيْسَ الْبِرَّاَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ
قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ
وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ
"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan
ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada
Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi..."
(Al-Baqarah: 177).
Sebagai pelengkap penyebutan rukun iman, Umar bin Khattab meriwayatkan dalam haditsnya yang panjang:
بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَمِ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَتُقِيمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلاً . قَالَ صَدَقْتَ . قَالَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ . قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِيمَانِ . قَالَ " أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ " . قَالَ صَدَقْتَ . قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِحْسَانِ . قَالَ " أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ " . قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ . قَالَ " مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ " . قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا . قَالَ " أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ " . قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ لِي " يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ " . قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ . قَالَ " فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ " .
"Ketika
kami sedang duduk-duduk di sisi Nabi ﷺ,
tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang bajunya sangat putih, rambutnya
sangat hitam, tidak terlihat padanya bekas-bekas perjalanan, serta tidak
seorang pun dari kami yang mengenalinya, hingga ia duduk mendekati Nabi lalu
menyandarkan lututnya pada lutut Nabi dan meletakkan kedua telapak tangannya
pada kedua pahanya, kemudian berkata, Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang
Islam?'
Rasulullah ﷺ menjawab, Islam ialah kamu bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, shaum Ramadhan, dan haji ke Baitullah jika kamu mampu melakukan perjalanan kepadanya.'
Dia berkata, Kamu benar.' Kami pun heran terhadapnya karena dia
menanyakannya namun kemudian membenarkannya.
Dia bertanya
lagi, 'Beritahukan kepadaku tentang iman!' Beliau menjawab, Kamu beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan
beriman kepada takdir baik dan buruk.' Dia berkata, Kamu benar.'
Dia bertanya
lagi, 'Beritahukan kepadaku tentang ihsan?" Beliau menjawab, Kamu
menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, namun jika kamu tidak
melihat-Nya, maka Dia melihatmu.'
Dia bertanya
lagi, 'Beritahukan kepadaku tentang hari Kiamat?' Beliau menjawab, 'Orang yang
ditanya tidak lebih mengetahui daripada
orang yang bertanya.' Dia bertanya, 'Kalau begitu beritahukan kepadaku tentang
tanda tandanya?' Beliau menjawab, 'Jika seorang budak wanita melahirkan
tuannya, dan jika kamu melihat orang yang tidak beralas kaki, telanjang, serta
penggembala kambing saling meninggikan bangunan mereka.' Kemudian dia pergi,
dan aku masih keheranan.
Kemudian beliau
berkata kepadaku, Wahai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?' Aku
menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.' Beliau bersabda, 'Dia adalah
Jibril, yang mendatangi kalian untuk mengajarkan kepada kalian tentang urusan
agama kalian!" (HR.Muslim)
Keimanan
mempunyai rukun dan dasar yang ia tidak dapat tegak kecuali di atasnya. Jibril
telah bertanya mengenal dasar-dasar tersebut kepada Nabi ﷺ sebagai bentuk pengajaran kepada umat manusia
hingga mereka dapat menjaganya karena saking pentingnya. Dasar-dasar tersebut
ada enam seperti yang telah disebutkan di dalam hadits yang agung ini.
Dari ayat dan
hadits panjang di atas dapat kita simpulkan bahwa:
- Keimanan mempunyai enam rukun yang tidak dapat tegak kecuali dengannya.
- Enam rukun itu ialah: iman kepada Allah, iman kepada para malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada para rasul, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadar.
- Siapa saja yang mengingkari salah satu dari dasar-dasar ini maka ia telah kafir.

Posting Komentar untuk "RUKUN IMAN"