Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ADAB- ADAB BUANG HAJAT 2


 

Larangan Buang Air Besar di Jalan Manusia atau  Tempat Mereka Berteduh

Mengenai hal ini, diriwayatkan dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘Anhu, ia berkata, Rasulullah bersabda :

اتَّقُوا اللاَّعِنَيْنِ قالوا: وَمَا اللاَّعِنَانِ قَالَ: الَّذِي يَتَخَلَّى في طَرِيقِ النَّاسِ أَوْ في ظِلِّهِمْ

“Takutlah kalian kepada dua persoalan yang mendatangkan laknat. Mereka (para sahabat) bertanya, ‘Apakah dua persoalan terlaknat itu wahai Rasulullah?’ beliau menjawab, ‘yaitu buang air besar di tempat berjalannya manusia atau tempat berteduhnya mereka.” (HR. Muslim)

Larangan kencing pada air yang menggenang

Terkait dengan hal ini, ada satu  hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah Radiyallahu ‘Anhu :

عَنْ جَابِرٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ نَهَى أَنْ يُبَالَ فِى الْمَاءِ الرَّاكِدِ

“Dari Jabir, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, melarang kencing pada air yang menggenang.” (HR. Muslim)

Berlindung dari Penglihatan Manusia disaat Buang Air Besar atau Ketika Kencing Berdiri

Mengenai hal ini, diriwayatkan dari Hudzaifah Radiyallahu ‘Anhu, ia berkata :

كُنْتُ أَمْشِي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْتَهَى إِلَى سُبَاطَةِ قَوْمٍ ,فَبَالَ قَائِمًا ,فَتَنَحَّيْتُ فَدَعَانِي فَقَالَ‏:‏ ادْنُه فَدَنَوْتُ حَتَّى قُمْتُ عِنْدَ عَقِبِهِ ثُمَّ تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ

“Aku pernah berjalan bersama Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam hingga berakhir di sebuah tempat pembuangan sampah milik suatu kaum. Lalu beliau buang air kecil sambil berdiri. Aku pun menjauh, namun beliau memanggilku dan bersabda, “Mendekatlah!”, maka aku mendekat hingga berdiri di dekat tumitnya. Kemudian beliau berwudhu dan mengusap sepasang khuffiiya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam Riwayat yang lain disebutkan, dari Al-Mughirah bin Syu’bah, ia berkata :

قَالَ لِي, يَا مُغِيرَةُ خُذْ الْإِدَاوَةَ قَالَ فَأَخَذْتُهَا قَالَ ثُمَّ انْطَلَقْتُ مَعَهُ فَانْطَلَقَ حَتَّى تَوَارَى عَنِّي فَقَضَى حَاجَتَهُ

“Rasulullah berkata kepadaku, ‘ambilkan segayung air’. Aku lalu mencarikan air untuk beliau, dan beliau pergi menajauh sehingga tidak terlihat olehku, untuk buang hajat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Islam melarang segala hal yang dapat mengganggu kaum muslimin dalam urusan-urusan mereka, baik itu yang bersifat khusus maupun yang bersifat khusus. Karena itulah, Rasulullah melarang buang hajat di jalanan manusia, di tempat-tempat berteduh yang mereka butuhkan, atau kencing di tempat (sumber) air yang biasa mereka gunakan untuk minum atau memberi minum ternak-ternak meraka. Sebab, yang demikian itu dapat mengganggu dan menghalangi mereka mengambil manfaat secara sempurna dari tempat-tempat tersebut.

Hadits-hadits di atas memberi beberapa pelajaran sebagai berikut :

  1. Haramnya kencing di jalanan manusia, tempat mereka berteduh atau pada sumber air minum mereka.
  2. Haramnya kencing pada air yang menggenang.

 ***

(Dikutip dari Tj. Kitab Durusul Yaumiyah karya Dr. Rasyid Al Abdul Karim Hafidzahullah Ta'ala)






 






Posting Komentar untuk "ADAB- ADAB BUANG HAJAT 2"