HUKUM-HUKUM SEPUTAR THAHARAH
Air yang suci tidak ada yang membuatnya najis
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radiyallahhu ‘Anhu tentang sucinya air laut, ia berkata :
سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَرْكَبُ الْبَحْرَ وَنَحْمِلُ مَعَنَا الْقَلِيلَ مِنْ الْمَاءِ فَإِنْ تَوَضَّأْنَا بِهِ عَطِشْنَا أَفَنَتَوَضَّأُ مِنْ مَاءِ الْبَحْرِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ الْحِلُّ مَيْتَتُهُ
Diriwayatkan juga dari Abu Sa’id Al-Khudri tentang air tidak akan berubah menjadi najis, ia berkata :
أَنَّهُ قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَ نَتَوَضَّأُ مِنْ بِئْرِ بُضَاعَةِ –وَهِيَ بِئْرٌ يُطْرَحُ فِيْهَا الحَيْضُ وَلَحْمُ الكِلاَبِ وَالنَّتْنُ- فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الماَءُ طَهُوْرٌ لاَيُنَجِّسُهُ شَيْءٌ
Pada mulanya, air itu suci secara zatnya dan mensucikan yang lainnya serta tidak berubah kesucinnya. Ia dapat menghilangkan najis dengan sendirinya. Air tidak berubah dari sifat ini kecuali jika di dalmnya terdapat benda najis hingga mengakibatkan berubahnya rasa, bau, ataupun warnanya, maka saat itu ia berubah menjadi najis dan tidak boleh digunakan untuk bersuci.
Dari pemaparan hadits-hadits di atas kita dapat mengambil pelajaran :
- Hukum asal air itu suci meskipun di dalamnya terdapat benda najis, selagi tidak berubah rasa, warna maupun baunya.
- Sucinya air laut dan bolehnya bersuci dengannya.
Posting Komentar untuk "HUKUM-HUKUM SEPUTAR THAHARAH"