Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TATA CARA SHALAT: KETETAPAN-KETETAPAN MENGENAI SUJUD (2)

  


Selain ketetapan mengenai sujud yang telah dibahas pada materi sebelumnya, juga terdapat ketetapan yang lain, yaitu:

Pertama, meluruskan punggung ketika sujud. Anas Radiyallahu ‘Anhu meriwayatkan, Nabi bersabda:

اعْتَدِلُوا فِي السُّجُودِ وَلاَ يَبْسُطْ أَحَدُكُمْ ذِرَاعَيْهِ انْبِسَاطَ الْكَلْبِ 

"Luruslah dalam sujud, dan janganlah salah seorang di antara kalian menghamparkan kedua sikunya sebagaimana anjing menghampar." (HR. Bukhari)

Kedua, mengangkat kedua siku saat sujud. Al-Bara' Radiyallahu ‘Anhu, meriwayatkan, Rasulullah bersabda:

إِذَا سَجَدْتَ فَضَعْ كَفَّيْكَ وَارْفَعْ مِرْفَقَيْكَ

"Jika engkau sujud, maka letakkanlah kedua telapak tanganmu dan angkatlah kedua sikumu." (HR. Muslim)

Ketiga, merenggangkan tangannya dari badannya. Abdullah bin Buhainah Radiyallahu ‘Anhu meriwayatkan:

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا صَلَّى فرّج بين يديه حتى يَبْدُوَ بياضُ إبْطَيْهِ

"Bahwasanya Rasulullah jika shalat (yakni ketika sujud), maka beliau membuka (merenggangkan) antara kedua tangannya hingga tampak ketiaknya yang putih." (HR. Bukhari)

Keempat, menghadapkan jari-jari kakinya ke arah kiblat. Abu Humaid As-Sa’id Radiyallahu ‘Anhu meriwayatkan :

اَنَّهُ رَاَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ اِذَا كَبَّرَ جَعَلَ يَدَيْهِ حِذَاءَ مَنْكِبَيْهِ وَاِذَ رَكَعَ اَمْكَنَ يَدَيْهِ مِنْ رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ هَصَرَ ظَهْرَهُ فَاِذَا رَفَعَ رَاْسَهُ اسْتَوَى حَتَّى يَعُوْدَ كُلُّ فَقَارٍ مَكَانَهُ فَاِذَا سَجَدَ وَضَعَ يَدَيْهِ غَيْرَ مُفْتَرِشٍ وَلاَ قَابِضِهِمَا وَسْتَقْبَلَ بِاَطْرَافِ اَصَابِعِ رِجْلَيْهِ الْقِبْلَةَ فَاِذَا جَلَسَ فِيْ الرَّكْعَتَيْنِ جَلَسَ عَلَى رِجْلِهِ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْيُمْنَى وَاِذَا  جَلَسَ فِيْ الرَّكْعَةِ الآخِرَةِ قَدَّمَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْاُخْرَى وَقَعَدَ عَلَى مَقْعَدَتِهِ

"Bahwasanya ia melihat Nabi, jika takbir beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan pundaknya, jika rukukmaka beliau menempatkan kedua tangannya pada lutut dan meluruskan punggungnya. Jika mengangkat kepalanya, beliau berdiri lurus hingga seluruh tulung punggungnya kembali pada tempatnya semula.

Jika sujud maka beliau meletakkan tangannya dengan tidak menempelkan lengannya ke tanah atau badannya (yakni menjauhkan kedua tangan dari kedua sisi badannya), dan dalam posisi sujud itu beliau menghadapkan jari-jari kakinya ke arah kiblat. Jika duduk pada rakaat kedua, beliau duduk di atas kakinya yang kiri dan menegakkan kakinya yang kanan.

Jika duduk pada rakaat terakhir, maka beliau memasukkan kaki kirinya (di bawah kaki kanannya) dan menegakkan kaki kanannya dan beliau duduk pada tempat duduknya." (HR. Bukhari)

Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa sujud memiliki sunah-sunah yang telah disyariatkan oleh Rasulullah dan biasa beliau lakukan, di mana ia merupakan penyempurna shalat. Ada pula hal-hal yang dilarang yang dibenci oleh Rasulullah dalam kondisi sujud.

Pelajaran yang bisa kita ambil dari penjelasan di atas adalah:

  1. Makruh menempelkan kedua lengan di atas tanah ketika sujud, akan tetapi disunahkan untuk mengangkatnya.
  2. Disunahkan menjauhkan kedua tangan dari dua sisi lambung ketika sujud.
  3. Disunahkan menghadapkan jari-jari kedua kaki ke arah kiblat ketika keduanya ditegakkan dalam sujud.

***

(Dikutip dari Tj. Kitab Durusul Yaumiyah karya Dr. Rasyid Al Abdul Karim Hafidzahullah Ta'ala Hal. 238)

Posting Komentar untuk "TATA CARA SHALAT: KETETAPAN-KETETAPAN MENGENAI SUJUD (2)"