HUKUM-HUKUM TENTANG WITIR
Ada
beberapa hukum yang dilarang, dianjurkan, dan dibolehkan dalam shalat witir,
yaitu:
Pertama, tidak ada dua
witir dalam satu malam. Seseorang tidak boleh mengerjakan witir dua kali dalam
satu malam. Diriwayatkan oleh Thaliq bin Ali Radiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu
‘Alaiahi Wasallam bersabda:
لاَوِتْرَان
فِيْ لَيْلَةٍ
“Tidak
ada dua witir dalam satu malam." (HR. Abu Dawud)
Kedua, disunahkan
membaca doa qunut dalam shalat witir. Al-Hasan bin
Ali Radiyallahu ‘Anhuma berkata:
عَلَّمَنِي
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ فِي الْوِتْرِ قَالَ
ابْنُ جَوَّاسٍ فِي قُنُوتِ الْوِتْرِ " اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ
هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ
لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ إِنَّكَ تَقْضِي وَلاَ يُقْضَى
عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ
تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
"Rasulullah
telah mengajariku beberapa kalimat yang aku ucapkan ketika melakukan witir,
yaitu 'Allahummah dini fiman hadait, wa 'afini fiman tawallait, wa barik li
fima a'thait, wa gini syarra ma qadhait, innaka taqdhi wa la yuqdha alaik, wa
innahu la yadzillu man walait, wa la ya'izzu man 'adait, tabarakta Jabbana wa
ta'alait (Ya Allah, berilah aku petunjuk di antara orang-orang yang Engkau beri
petunjuk, dan berilah aku keselamatan di antara orang-orang yang telah Engkau
beri keselamatan, uruslah diriku di antara orang-orang yang telah Engkau urus,
berkahilah untukku apa yang telah Engkau berikan kepadaku, lindungilah aku dari
keburukan apa yang telah Engkau putuskan, sesungguhnya Engkau yang memutuskan
dan tidak diputuskan kepadaku, sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah
Engkau jaga dan Engkau tolong, dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi.
Engkau Maha Suci dan Maha Tinggi)." (HR. Abu Dawud)
Ketiga, disunahkan
membaca surat Al-A'ala pada rakaat pertama; Al-Kafirun pada rakaat kedua; dan
Al-Ikhlas, Al-Falaq, serta An-Nas pada rakaat ketiga. Abdul Aziz bin Juraij Radiyallahu
‘Anhu berkata:
سَأَلْنَا
عَائِشَةَ بِأَىِّ شَيْءٍ كَانَ يُوتِرُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
قَالَتْ كَانَ يَقْرَأُ فِي الأُولَى بِـ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى )
وَفِي الثَّانِيَةِ بِـ(قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ )
وَفِي الثَّالِثَةِ بِـ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ
"Kami pernah bertanya kepada Aisyah, ‘Dengan (surat) apakah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membaca dalam shalat witir? Dia
menjawab, ‘Pada rakaat pertama beliau membaca ‘Sabbihisma rabbikal ‘ala’, pada
rakaat kedua beliau membaca ‘Qul huwallahu ahad’ dan Al-Mu’awwidzatain (surat
Al-Falaq dan An-Nas)’.” (HR. Tirmidzi)
Keempat, disunahkan
mengucapkan lafal-lafal doa yang diajarkan oleh Rasulullah setelah shalat
witir. Ubay bin Ka'ab Radiyallahu ‘Anhu meriwayatkan:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَلَّمَ فِي الْوِتْرِ قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ
الْقُدُّوسُ
"Apabila
Rasulullah telah melakukan salam dalam shalat witir, beliau mengucapkan,
Subhanal Malikil Quddus (Mahasuci Raja Yang Mahasuci)'." (HR. An-Nasa'i)
Dalam
riwayat lain disebutkan:
ثلاثا
طول في الثالثة
"(Beliau
mengucapkannya) tiga kali, dan memanjangkan suaranya pada kali ketiga."
(HR. An-Nasa'i)
Hadits-hadits
di atas menunjukkan bahwa Rasulullah melarang shalat witir lebih dari satu kali
dalam satu malam. Rasulullah juga telah mengajarkan kepada cucunya beberapa
kalimat yang diucapkan dalam doa witir yang seharusnya dihafal oleh seorang
muslim. Dalam witirnya-jika melakukan witir sebanyak tiga rakaat-beliau membaca
surat Al-A'la, Al-Kafirun, Al-Ikhlas, dan mu'awidzatain. Setelah salam dari
witir beliau membaca doa 'Subhanal Malikil Quddus (Maha suci Raja Yang Maha
Suci)."
Beberapa intisari yang bisa kita petik dari pemaparan di atas adalah:
- Larangan melaksanakan shalat witir lebih dari satu kali dalam semalam.
- Disunahkan
membaca doa dalam witir dengan doa-doa yang disunahkan.
- Disunahkan
membaca dalam witir dengan surat Al-A'la, Al-Kafirun, dan Al-Ikhlas.
- Disunahkan
setelah witir membaca 'Subhanal Malikil Quddus (Maha suci Raja Yang Maha Suci)'
sebanyak tiga kali dan meninggikan suara pada kali ketiga.
***
(Dikutip
dari Tj. Kitab Durusul Yaumiyah karya Dr. Rasyid Al Abdul Karim Hafidzahullah
Ta'ala Hal. 277)
Posting Komentar untuk "HUKUM-HUKUM TENTANG WITIR"