Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KEDUDUKAN SEORANG SUAMI DI RUMAHNYA DAN BERSAMA KELUARGANYA



Rasulullah Shaallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada para lelaki untuk tidak semena-mena terhadap istri bila di rumah. Jadilah seorang suami yang baik kepada istrinya dan penuh kasih sayang keapada semua anggota keluarganya. Di antara perilaku seorang suami kepada keluarganya yang beliau contohkan adalah:

Pertama, membantu istri menyelesaikan urusan dapur dan rumah. Al-Aswad bin yazid berkata:

سَأَلْتُ عَائِشَةَ مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ فِي بَيْتِهِ قَالَتْ كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ تَعْنِي خِدْمَةَ أهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ

“Aku pernah bertanya kepada Aisyah mengenai apa yang dilakukan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Ketika berada di rumah. Maka Aisyah pun menjawab, ‘Beliau selalu membantu keluarganya, tapi jika telah tiba waktu shalat, beliau keluar untuk melaksanakan shalat.” (HR. Bukhari)

Kedua, tidak berlaku kasar kepada pembantu. Anas Radiyallahu Anhu berkata:

مَا مَسِسْتُ دِيْبَاجًا وَلَا حَرِيْرًا أَلْيَنَ مِنْ كَفَّ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا شَمِمْتُ رَائِحَةَ قَط أَطْيَبُ مِنْ رَائِحَةِ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَقَدْ خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ وَمَا قَالَ لِي قَط أَن وَلَا قَالَ لِشَيْءٍ فَعَلْتُهُ لِمَ فَعَلْتَهُ وَلَا لِشَيْءٍ لَمْ أَفْعَلْهُ أَلَّا فَعَلْتَ كَذَا

“Aku tidak pernah menyentuh Dibaj (jenis sutra unggul) atau Harir (jenis sutra lain) yang lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sama sekali saya tidak pernah mencium bau harum yang lebih harum daripada harum bau keringay Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Aku pernah menjadi pelayan Rasulullah selama sepuluh tahun, dan beliau tidak pernah sekalipun berkata kepadaku, ‘Ah.’ Juga tidak pernah berkata atas apapun yang saya lakukan, ‘Mengapa kamu melakukannya.’ Dan tidak pula mengatakan atas sesuatu yang tidak saya lakukan, ‘Mengapa kamu tidak melakukannya seperti ini.” (HR. Bukhari)

Ketiga, tidak melakukan kekerasan fisik terhadap istri, keluarga, ataupun pembantu. Aisyah Radiyallahu Anha berkata:

مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ وَلَا امْرَأَةَ وَلَا خَادِمًا إِلَّا أَنْ يُجَاهِدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا نِيلَ مِنْهُ شَيْءٍ قَطٌّ فَيَنْتَقِمَ مِنْ صَاحِبِهِ إِلَّا أَنْ يُنْتَهَكَ شَيْءٌ مِنْ مَحَارِمِ اللَّهِ فَيَنْتَقِمَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah sama sekali memukul sesuatu pun dengan tangannya, tidak juga istri beliau, dan tidak juga pelayan beliau, kecuali saat berjihad di jalan Allah. Beliau juga tidak pernah membalas dendam Ketika disakiti orang lain, kecuali jika keharaman-keharaman Allah dilanggar, maka beliau pun membalasnya karena Allah semata.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keempat, tidak mencela makanan yang dihidangkan dengan sepenuh hati. Abu Hurairah berkata:

مَا عَابَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَط إنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah mencela makanan. Jika beliau berselera, maka beliau memakannya, dan bila tidak suka, maka beliau meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kelima, mengajak istri melakukan refreshing berbagai macam hiburan untuk menghilangkan kepenatan. Aisyah Radiyallahu Anha, meriwayatkan:

أَنَّهَا كَانَتْ مَعَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ قَالَتْ فَسَابَقْتُهُ فَسَبَقْتُهُ عَلَى رجل فَلَمَّا حَمَلْتُ اللَّحْمَ سَابَقْتُهُ فَسَبَقَني

“Bahwa ia pernah Bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam suatu perjalanan, ia berkata, ‘Lalu aku berlomba dengan beliau, dan aku bisa mengalahkan beliau dengan berjalan kaki. Namun sesudah gemuk, aku berlomba dengan beliau dan beliau bisa mengalahkanku.” (HR. Abu Dawud)

Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa Rasulullah telah mencontohkan kepada para lelaki bagaimana bersikap kepada istri dan keluarganya.

Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mencontohkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang suami Ketika di rumahnya dan Bersama keluarganya. Beliau merupakan suri tauladan dalam hal keluhuran akhlak yang wajib diikuti oleh para pengikitnya.

Ketika di rumah, beliau selalu membantu keluarganya, lemah lembut terhadap mereka, bersabar, dan tidak banyak mengkritik meski kepada pelayan.

Beliau juga bercanda dengan keluarganya, seperti berlomba dengan mereka dalam perjalanan untuk menghibur mereka dan memasukkan kebahagiaan pada diri mereka.

Pelajaran yang bis akita petik dari penjelasan di atas adalah:

  1. Wajibnya tawadhu’ kepada keluarga dan mempergauli mereka dengan lemah lembut, selalu membantu mereka, serta bercanda dengan mereka.
  2. Semua itu tidak mengurangi harga diri seorang laki-laki, bahkan semakin menambahnya karena telah dicontohkan oleh Rasulullah.

***

(Dikutip dari Tj. Kitab Durusul Yaumiyah karya Dr. Rasyid Al Abdul Karim Hafidzahullah Ta'ala Hal. 409)

Posting Komentar untuk "KEDUDUKAN SEORANG SUAMI DI RUMAHNYA DAN BERSAMA KELUARGANYA"