Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

RASULULLAH MENGANCAM ORANG YANG MENGAJARKAN KEMUNGKARAN KEPADA ANAK



Termasuk rahmat Allah bagi anak adalah mereka dibebaskan dari beban agama. Bahkan Allah tidak menghukum atas kesalahan yang diperbuat anak, hingga ia mencapai usia baligh. Apabila telah baligh, maka akan ditulis semua yang dia katakan dan lakukan.

Dari Ali dan Umar, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Pena diangkat (tidak ditulis balasan pebuatannya) dari tiga orang, orang gila hingga ia sembuh, orang tidur hingga ia bangun, dan seorang anak hingga ia baligh.”

Walaupun anak masih kecil dan belum baligh, tapi seseorang tidak boleh menyuruhnya melakukan kemaksiatan yang dilarang oleh agama. Atau membujuk mereka, seperti mengajarkan meminum-minuman yang memabukkan, melakukan kemunkaran, merokok, melakukan Tindakan yang jahat, mencaci, mencela dan berkata atau berbuat yang jelek.

Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap yang memabukkan adalah haram. Barangsiapa meminum yang memabukkan maka shalatnya akan terganggu selama empat puluh hari.

Bila ia bertaubat maka Allah akan menerima taubatnya. Jika ia mengulangi untuk yang keempat kalinya, maka ia berhak untuk diberi minum dari kotoran dan nanah ahli neraka.

Barangsiapa memberi minum anak kecil dengan sesuatu yang tidak diketahui halal dan haramnya, maka Allah berhak untuk memberinya minum dari kotoran dan nanah ahli neraka.”

Begitu juga orang yang memakaikan sutera dan emas pada anak kecil laki-laki, maka anak tersebut tidak berdosa tetapi dosanya bagi orang yang memakaikannya.

Ibnul Qayyim berkata, “Berhati-hatilah kepada memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengkonsumsi minuman keras yang bisa menghilangkan akalnya, atau bergaul dengan orang yang di khawatirkan akan merusaknya, atau berbicara dengannya, atau mengajaknya kepada kerusakan.

Karena semuanya itu menjadi kebinasaan baginya. Kapan saja seseorang menyepelekan hal ini, maka ia telah menjadi dayyuts (kepala rumah tangga yang tidak memiliki rasa cemburu karena keluarganya melakukan kemaksiatan) dan dayyuts tidak akan masuk surga.

Alangkah rusaknya anak, karena kelalaian orang tuanya dan kelalaian mereka dalam memasukkan kejahatan orang lain di tengah keluarga. Kebanyak orang tua melakukan kesalahan yang lebih fatal dari kesalahan musuh bebuyutan kepada musuhnya, tapi dia tidak menyadari.

Berapa banyak orangtua yang menghalangi anaknya akan kebaikan dunia dan akhirat. Dan membiarkannya mendapatkan kebinasaan di dunia dan di akhirat. Semua ini merupakan akibat dari peremehan orang tua terhadap hak-hak Allah, karena berpalingnya mereka dari kewajiban menunut ilmu yang bermanfaat dan beramal shalih.

Maka Allah menghalangi mereka dari mengambil manfaat dari anaknya, dan Allah menghalangi anak untuk berbuat baik dan memberikan manfaat kepada mereka. Ini merupakan hukuman bagi orang tua.

Seyogyanya orang tua menjauhkan anak dari pakaian sutera, karena ia bisa merusak anak. Ia akan menjadikan anak lemah, seperti yang terjadi pada pelaku homoseks, peminum khamr, pencuri, dan pendusta. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Diharamkan sutera dan emas bagi umatku yang laki-laki dan dibolehkan bagi Wanita mereka.”

Seorang anak laki-laki sekalipun dia belum mukallaf (dibebani hukum), namun walinya tetap mukallaf, yang tidak boleh baginya memberi kesempatan untuk melakukan perbuatan haram. Maka ia akan terbiasa melakukannya dan akan kesulitan untuk menghentikannya. Dan inilah pendapat yang paling benar dari para ulama.

Orang yang berpendapat bahwa anak yang belum mukallaf tidak diharamkan memakai sutera, ia dikiyaskan dengan binatang. Ini adalah kiyas (analogi) yang paling rusak. Karena seorang anak, sekalipun ia belum mukallaf, namun demikian ia sudah siap untuk menerima taklif (beban hukum). Itulah sebabnya anak tidak mungkin melakukan shalat tanpa wudhu, atau shalat telanjang dan ada najis, meminum khamr, berjudi, dan homoseks.

***

(Dikutip dari buku Cara Nabi Menyiapkan Generasi karya Syaikh Jamal Abdurrahman. Hal. 95)

 


Posting Komentar untuk "RASULULLAH MENGANCAM ORANG YANG MENGAJARKAN KEMUNGKARAN KEPADA ANAK"