ANCAMAN DARI BERBANTAH-BANTAHAN, PERSELISIHAN DAN PERTENGKARAN
Islam
sangat melarang berbantah-bantahan dan pertengkaran. Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam mengajarkan kepada umatnya untuk berakhlak mulia dan berlaku
sopan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Umamah Radiyallahu Anhu, Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مَا
ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوا عَلَيْهِ إِلَّا أُوتُوا الْجَدَلَ ثُمَّ تَلَا
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ الْآيَةَ مَا ضَرَبُوهُ
لَكَ إِلَّا جَدَلا
“Tidaklah
suatu kaum tersesat setelah mendapatkan petunjuk yang ada pada mereka melainkan
karena mereka suka berbantah-bantahan. Kemudian beliau membaca ayat ini. mereka
tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah
saja.” (HR. Tirmidzi)
Aisyah
Radiyallahu Anha juga meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
bersabda:
إِنَّ
أَبْغَضَ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الأَلَه الحَصِمُ
“Orang
yang paling Allah benci adalah orang yang keras kepala lagi suka bermusuhan.” (HR.
Bukhari dan Tirmidzi)
Di
dalam hadits yang lain disebutkan, dari Abu Umamah Radiyallahu Anhu, Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
أَنَا
زَعِيمُ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الجُنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ
مُحِقًا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ
مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku
akan menjamin rumah di tepi surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan
meskipun benar. Aku menjamin rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan
kedustaan meskipun hanya bergurau. Dan Aku akan menjamin rumah di surga yang
paling tinggi bagi orang yang memperbagus Akhlaknya.” (HR. Abu Dawud)
Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam juga Bersabda terkait pentingnya akhlak yang baik
dan menjauhi sikap sombong. Jabir Radiyallahu Anhu meriwayatkan, bahwasanya
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ
مِنْ أَحَبَّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي
مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْتَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ
وَالْمُتَفَيْهِقُونَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ عَلِمْنَا الثَّرْتَارُونَ
وَالْمُتَشَدِّقُونَ فَمَا الْمُتَفَيْهِقُونَ قَالَ الْمُتَكَبِّرُونَ
“Sesungguhnya,
orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya kepadaku pada
hari kiamat adalah orang yang paling bagus akhlaknya. Dan orang yang paling aku
benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat adalah Ats-Tsartsarun
, Al-Mustsyiddun, dan Al-Mutafaihiqun. “para sahabat bertanya, “wahai
Rasulullah, kami telah mengetahui Ats-Tsartsarun dan Al-Mutsyaddiqun. Lantas
siapakah Al-Mutafaihiqun? Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab, “orang-orang
yang sombong.” (HR. Tirmidzi)
An-Nawawi
berkata, “Ats-Tsartsar adalah banyak bicara dan berlagak. Al-Mutasyaddiq adalah
yang bicaranya bertele-tele dan berbicara sepenuh mulutnya dengan gaya
memfasih-fasihkan dan besar-besarkan.
Sedangkan
Al-Mutafahaiq adalah orang yang memenuhi mulutnya dengan pembicaraan berpanjang
lebar, serta berbicara dengan istilah-istilah asing karena kesombongan dan
ingin memperlihatkan kelebihan dirinya atas orang lain.”
Hadits-Hadits
di atas menunjukkan bahwa perdebatan dan permusuhan dengan suatu kebatilan
merupakan salah satu bencana-bencana lisan yang dapat menyebabkan perpecahan,
terputusnya hubungan, permusuhan di antara kaum muslimin, serta menyianyiakan
Waktu mereka pada sesuatu yang tidak bermanfaat.
Karena
itulah, Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam memperingatkan dari perdebatan
dan permusuhan, serta memberikan janji kepada orang yang menjauhinya dengan
pahala yang besar dan kedekatan tempat duduknya dari beliau pada hari kiamat
Pelajaran yang bisa kita petik dari pemaparan di atas adalah:
- Anjuran meninggalkan perdebatan kecuali untuk suatu kemaslahatan, atau bedebat dengan cara baik
- Ancaman
berlaku keras dalam pembunuhan
- Tersebarnya
perdebatan merupakan tanda kesesatan
- Kebencian Rasulullah kepada orang yang terlalu banyak berbicara dan jauhnya tempat duduk mereka dari belaiu pada hari kiamat.
***
(Dikutip dari Tj. Kitab Durusul Yaumiyah karya Dr. Rasyid Al Abdul Karim
Hafidzahullah Ta'ala Hal. 439)
Posting Komentar untuk "ANCAMAN DARI BERBANTAH-BANTAHAN, PERSELISIHAN DAN PERTENGKARAN"