Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PERKATAAN SEPELE NAMUN DUSTA



Selain mewanti-wanti terhadap dusta yang besar, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga Mewanti-wanti umatnya dari perkataan sepele, tapi sejatinya itu termasuk perkataan dusta. Diantara perkataan yang sepele tapi termasuk ke dalam dusta adalah:

Pertama, perkataan seseorang kepada anak kecil, “Aku akan memberimu.” Padahal ia tidak serius untuk memberi, hanya bercanda. Ini termasuk dusta. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr Radiyallahu Anhu, ia berkata :

دَعَتْنِي أُمِّي يَوْمًا وَرَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَاعِدٌ فِي بَيْتِنَا فَقَالَتْ هَا تَعَالَ أُعْطِيكَ ‏.‏ فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ وَمَا أَرَدْتِ أَنْ تُعْطِيهِ ‏"‏ ‏.‏ قَالَتْ أُعْطِيهِ تَمْرًا ‏.‏ فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ أَمَا إِنَّكِ لَوْ لَمْ تُعْطِيهِ شَيْئًا كُتِبَتْ عَلَيْكِ كِذْبَةٌ ‏"

“Ketika masih kecil ibuku pernah memanggilku, sementara Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang duduk di dalam rumah kami. Ibuku berkata, ‘Hai kemarilah, aku akan memberimu.’ Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kemudian bertanya kepada ibuku, ‘Apa yang akan engkau berikan kepadanya?’ Ibuku menjawab, ‘Aku akan memberinya kuram.’ Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada ibuku, ‘Jika engkau tidak jadi memberikan sesuatu kepadanya, maka itu akan ditulis sebagai kebohongan atasmu.” (HR. Abu Dawud)

وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّتُبِالْحَدِيثِ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ فَيَكْذِبُ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

Kedua, melawak dengan cerita-cerita bohong untuk membuat orang yang mendengarnya tertawa. Bahz bin Hakim meriwayatkan dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّتُبِالْحَدِيثِ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ فَيَكْذِبُ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

“Celakalah seseorang yang mengatakan suatu perkataan untuk membuat orang-orang tertawa, padahal ia berbohong, celakalah ia dan celakalah ia.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

كفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

Ketiga, menceritakan semua yang di dengarnya termasuk perbuatan dusta. Abu Hurairah Radiyallahu Anhu meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

كفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

“Cukuplah seseorang (dianggap) berdusta apabila ia menceritakan semua yang ia dengar.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)

بِئْسَ مَطِيَّةُ الرَّجُلِ زَعَمُوا

Selain ketiga hal di atas, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga mewanti-wanti  kaum muslimin untuk berhati-hati dalam berprasangka. Diriwayatkan oleh Abu Mas’ud Radiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

بِئْسَ مَطِيَّةُ الرَّجُلِ زَعَمُوا

“Seburuk-buruk ucapan yang digunakan oleh seseorang sebagai kendaraan adalah ungkapan ‘menurut sangkaan mereka’.” (HR. Abu Dawud)

Maksudnya adalah seseorang menyampaikan berita kepada orang lain hanya berdasarkan dari berita yang tidak jelas, atau sangkaan-sangkaan orang saja.

Persoalan-persoalan di atas merupakan sesuatu yang sepele, tapi hukumnya haram, bahkan berdusta untuk membuat orang-orang tertawa merupakan dosa besar. Hal ini yang juga menyeret kepada dusta adalah seseorang yang menceritakan semua yang didengarnya tanpa ada bukti, karena bisa jadi ia mendengar kebenaran dan kedustaan. Jika ia menceritakan semua yang didengarnya, maka ia menceritakan sesuatu yang tidak pernah terjadi dan itu merupakan kedustaan.

Pelajaran yang bisa kita petik dari pemaparan di atas adalah :

  1. Wajib menjaga diri dari dusta, hingga kepada anak-anak dalam urusan-urusan kecil.
  2. Ancaman berdusta untuk membuat orang-orang tertawa melalui guyonan (canda).
  3. Larangan seseorang menceritakan semua yang didengarnya. Karena bisa jadi ia mendengar kebenaran dan kedustaan, sehingga ia pun akan menceritakan sesuatu yang tidak pernah terjadi.

 

***

(Dikutip dari Tj. Kitab Durusul Yaumiyah karya Dr. Rasyid Al Abdul Karim Hafidzahullah Ta'ala Hal. 347)

 

Posting Komentar untuk "PERKATAAN SEPELE NAMUN DUSTA"