KEUTAMAAN SEDEKAH (1)
Sebagai
salah satu amal sunah utama, sedekah memiliki banyak keutamaan. Ini sebagaimana
disebutkan dalam beragai tempat dalam Al-Qur'an maupun hadits.
Allah
berfirman:
لَّا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِّن نَجْوَنَهُمْ إِلَّا
مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَحَ بَيْنَ النَّاسِ وَمَن
يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا
عَظِيمًا
"Tidak ada kebaikan dari banyak
pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang
menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian
di antara manusia. Barang siapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah,
maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar." (An-Nisa': 114)
Allah
juga berfirman:
...
وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ...
"Dan
apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya." (Saba': 39)
Pertama, Hakikat harta
yang dimiliki adalah yang disedekahkan..
Abdullah
bin As-Syakhir asa berkata,
أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقْرَأُ أَل هَنكُمُ لتَكَاثُرُ قَالَ يَقُولُ ابْنُ آدَمَ
مَالِي مَالِي قَالَ وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِك إِلَّا ما أكلت
فأفنيت أو ليست فأبْلَيْت أو تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ؟
"Aku
mendatangi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan beliau tengah membaca,
'Bermegah-megahan telah melalaikanmu.' (At-Takaatsur: 1). Beliau bersabda,
'Anak cucu Adam berkata, 'Hartaku, hartaku.' Beliau meneruskan, 'Hartamu wahai
anak cucu Adam tidak lain adalah yang kau makan lalu kau habiskan, yang kau
kenakan lalu kau usangkan atau yang kau sedekahkan lalu kau habiskan'."
(HR. Muslim)
Kedua, Allah akan
merawat hartanya dengan perantara makhluk-Nya.
Abu
Hurairah meriwayatkan dari Nabi yang bersabda:
بَيْنَا رَجُلٌ بِفَلاَةٍ مِنَ الأَرْضِ فَسَمِعَ
صَوْتًا فِي سَحَابَةٍ اسْقِ حَدِيقَةَ فُلاَنٍ . فَتَنَحَّى ذَلِكَ السَّحَابُ
فَأَفْرَغَ مَاءَهُ فِي حَرَّةٍ فَإِذَا شَرْجَةٌ مِنْ تِلْكَ الشِّرَاجِ قَدِ
اسْتَوْعَبَتْ ذَلِكَ الْمَاءَ كُلَّهُ فَتَتَبَّعَ الْمَاءَ فَإِذَا رَجُلٌ
قَائِمٌ فِي حَدِيقَتِهِ يُحَوِّلُ الْمَاءَ بِمِسْحَاتِهِ فَقَالَ لَهُ يَا
عَبْدَ اللَّهِ مَا اسْمُكَ قَالَ فُلاَنٌ . لِلاِسْمِ الَّذِي سَمِعَ فِي
السَّحَابَةِ فَقَالَ لَهُ يَا عَبْدَ اللَّهِ لِمَ تَسْأَلُنِي عَنِ اسْمِي
فَقَالَ إِنِّي سَمِعْتُ صَوْتًا فِي السَّحَابِ الَّذِي هَذَا مَاؤُهُ يَقُولُ
اسْقِ حَدِيقَةَ فُلاَنٍ لاِسْمِكَ فَمَا تَصْنَعُ فِيهَا قَالَ أَمَّا إِذَا
قُلْتَ هَذَا فَإِنِّي أَنْظُرُ إِلَى مَا يَخْرُجُ مِنْهَا فَأَتَصَدَّقُ
بِثُلُثِهِ وَآكُلُ أَنَا وَعِيَالِي ثُلُثًا وَأَرُدُّ فِيهَا ثُلُثَهُ
“Saat
seseorang berada di padang pasir, ia mendengar suara di awan, ‘Siramilah kebun
si fulan!’ lalu awan itu menjauh dan menuangkan air. Ternyata di kebun itu ada
seseorang yang tengah mengusir air dengan sekopnya. Ia bertanya padanya, ‘Wahai
hamba Allah, siapa namamu?’ Ia menjawab, ‘Fulan.’ Sama seperti nama yang ia
dengar dari awan. Ia bertanya, ‘Hai hamba Allah, kenapa kau tanya namaku?’ ia menjawab,
‘Aku mendengar suara di awan di mana inilah airnya.’ Awan itu berkata, ‘Siramilah
kebun si fulan, namamu. Apa yang engkau lakukan dalam kebunmu?’ Ia menjawab, ‘Karena
kau mengatakan seperti itu, aku melihat (hasil) yang keluar darinya, lalu aku
sedekahkan sepertiganya, aku makan sepertiganya bersama keluargaku dan aku kembalikan
sepertiganya ke kebun.” (HR. Muslim)
Sedekah
itu penuh dengan kebaikan. Sedekah memunculkan keberkahan dalam harta dan
memudahkan rizki. Tidak seorangpun yang menginfakkan hartanya, melainkan harta yang
diinfakkan itu menjadi miliknya yang sebenarnya, karena pada hari kiamat kelak
ia akan mendapatkan hartanya itu melebihi yang dibutuhkannya.
Adapun hikmah dari untaian hadits di atas:
- Keutamaan sedekah.
- Sedekah
merupakan sebab berkembangnya harta dan keberkahan di dalamnya.
- Sebenarnya
harta yang diinfakkan oleh seorang muslim, harta itulah yang menjadi miliknya
sebenarnya.
***
(Dikutip dari Tj. Kitab Durusul Yaumiyah karya Dr. Rasyid Al Abdul Karim
Hafidzahullah Ta'ala Hal. 608)
Posting Komentar untuk "KEUTAMAAN SEDEKAH (1)"