LARANGAN MEMINTA-MINTA DAN BOLEHNYA MENERIMA PEMBERIAN TANPA MEMINTA DAN DENGAN KEMURAHAN HATI
Tangan di atas lebih baik daripada tangan dibawah. Penggalan hadits Nabi tersebut akan sangat berharga manakala kita terapkan dalam kehidupan sehari- hari. Senada dengan syariat Islam lain bahwa kita dilarang meminta-minta kepada orang lain. Namun sebaliknya, kita diperbolehkan menerima pemberian yang disertai kemurahan hati.
Ini
sebagaimana disampaikan Abdullah bin Umar Radiyallahu Anhuma Bahwasanya Nabi bersabda:
مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى
يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ
"Senantiasa
ada seorang yang suka meminta-minta kepada orang lain hingga pada hari Kiamat
ia datang dan pada wajahnya tidak ada sepotong daging pun." (HR. Bukhari)
Rasulullah
pernah memberi contoh kepada sahabatnya perihal kedermawanan. Hakim bin Hizam Radiyallahu
Anhu berkata:
سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَعْطَانِي ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَأَعْطَانِي
ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَأَعْطَانِي ثُمَّ قَالَ يَا حَكِيمُ إِنَّ هَذَا الْمَالَ
خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ وَمَنْ
أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا
يَشْبَعُ الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلى
“Aku
pernah meminta sesuatu kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam lalu
beliau memberiku. Kemudian aku meminta lagi, maka beliau pun memberiku kembali.
Kemudian aku meminta lagi, lalu beliaupun masih memberiku lagi seraya bersabda,
‘Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu menarik lagi indah, maka barangsiapa yang
mencarinya untuk kedermawanan dirinya maka harta itu akan memberkahinya. Namun barangsiapa
yang mencarinya untuk keberkahan maka harta itu tidak akan memberkahinya,
seperti orang yang makan tapi tidak kenyang. Tangan yang di atas lebih baik
daripada tangan yang di bawah.” (HR. Bukhari)
Kisah menarik tentang kedermawanan juga
dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan shahabat Umar
Radiyallahu Anhu Umar berkata:
كان رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْطِينِي الْعَطَاءَ فَأَقُولُ أَعْطِهِ مَنْ
هُوَ أَفْقَرُ إِلَيْهِ مِنِّي فَقَالَ خُذْهُ إِذَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا الْمَالِ
شَيْءٌ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلَا سَائِلٍ فَخُلهُ وَمَا لَا فَلَا تُتْبِعُهُ
نَفْسَكَ
“Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah memberiku suatu pemberian lalu aku berkata
kepada beliau, ‘Berikanlah kepada orang yang lebih fakir dariku.’ Maka beliau
bersabda, ‘Ambillah! Jika telah datang kepadamu dari harta ini sedangkan kamu
bukan orang yang menghambur-hamburkannya dan tidak pula meminta-mintanya maka
ambillah! Selain dari itu maka janganlah kamu menuruti nafsumu.” (HR. Bukhari)
Rasulullah
melarang umat manusia untuk meminta-minta tanpa kebutuhan yang sangat mendesak,
karena hal itu termasuk menghinakan diri, cinta dunia dan tamak terhadap harta.
Rasulullah juga mengabarkan bahwa orang yang terbiasa meminta-minta, pada hari
kiamat kelak akan datang sedangkan di wajahnya tidak ada sepotong dagingpun. Hal
itu sebagai balasan bagi dirinya karena sedikitnya rasa malu yang ia miliki
ketika meminta-minta saat di dunia.
Adapun hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik dari untaian hadits di atas:
- Larangan meminta-minta harta orang lain tanpa kebutuhan yang sangat mendesak.
- Bolehnya
mengambil harta pemberian orang lain dengan tanpa meminta-minta.
***
(Dikutip dari Tj. Kitab Durusul Yaumiyah karya Dr. Rasyid Al Abdul Karim
Hafidzahullah Ta'ala Hal. 620)
Posting Komentar untuk "LARANGAN MEMINTA-MINTA DAN BOLEHNYA MENERIMA PEMBERIAN TANPA MEMINTA DAN DENGAN KEMURAHAN HATI"