MENGHIDUPKAN MASJID SEBAGAIMANA ZAMAN RASULULLAH ﷺ
KHUTBAH PERTAMA
ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِيۤ أَمَرَ بِعِمَارَةِ ٱلْمَسَاجِدِ وَجَعَلَهَا أَحَبَّ ٱلْبِقَاعِ إِلَيْهِ، وَجَعَلَهَا مَنَارَاتِ ٱلْهُدَى وَمَوْئِلَ ٱلْعِبَادِ. نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِٱللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ ٱللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَوَاتُ رَبِّنَا وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا ٱلنَّاسُ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِيَ ٱلْمُقَصِّرَةَ بِتَقْوَى ٱللَّهِ، فَاتَّقُوا ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُونَ
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kepada kita nikmat iman, nikmat Islam, dan nikmat kesempatan berkumpul di rumah-Nya yang mulia ini untuk melaksanakan salah satu kewajiban kita sebagai muslim yakni shalat jum’at berjamaah. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad ﷺ beserta seluruh keluarga nya, para sahabat nya serta para pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajarannya sampai hari kiamat nanti.
Kita berada di rumah Allah, tempat yang paling Allah cintai di muka bumi. Betapa banyak saudara kita yang hari ini tidak mampu hadir bersama kita; sebagian ditahan oleh sakit, kesibukan, atau bahkan sudah dipanggil Allah terlebih dahulu.
Oleh karena itu, marilah kita selalu memperbaharui takwa kita kepada Allah. Takwa adalah bekal terbaik yang akan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“Berbekallah kalian, dan sebaik-baik nya bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Perlu kita ketahui ketika Rasulullah ﷺ hijrah ke Madinah, hal pertama yang beliau lakukan bukanlah membangun benteng, pasar, atau pusat pemerintahan, tetapi membangun tempat ibadah untuk kaum muslimin yakni masjid. Masjid pertama yang Beliau bangun ialah masjid Quba, kemudian Masjid Nabawi. Dari masjid inilah peradaban Islam dimulai. Masjid bukan hanya tempat shalat, tetapi juga sebagai:
1. Pusat pendidikan Al-Qur’an dan ilmu syar’i
Pada zaman nabi ﷺ terdapat ahlu suffah yakni mereka para sahabat yang tinggal di serambi masjid untuk belajar al quran dan ilmu agama langsung dari rasulullah ﷺ.
2.Tempat bermusyawarah kaum muslimin
Di zaman nabi berbagai perang dimusyawarahkan strategi nya di masjid , seperti perang badr dan uhud . Ini menunjukkan bahwa masjid juga dijadikan tempat musyawarah kaum muslimin.
3.Markas pembinaan akhlak dan ukhuwah
Dahulu sahabat Anshar dan Muhajirin sering berkumpul di masjid, Nabi ﷺ membina mereka agar saling mencintai dan membantu.
4.Pusat kegiatan sosial dan kepedulian terhadap fakir miskin
Di masa Rasulullah ﷺ, masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat pelayanan sosial umat. Masjid Nabawi berperan sebagai tempat menampung dan membantu kaum fakir miskin seperti ahlu suffah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَحَبُّ البِلادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا»
“Tempat yang paling Allah cintai di muka bumi adalah masjid-masjidnya.” (HR. Muslim)
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
sayangnya, di masa kini banyak masjid hanya difungsikan sebagai tempat shalat semata. Ia tampak megah, indah dari luar, tetapi di dalam nya sepi dari kegiatan ilmu, dakwah, dan pembinaan umat. Padahal Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَىٰ أُو۟لَـٰٓئِكَ أَن يَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) kecuali kepada Allah. Mudah-mudahan mereka termasuk golongan yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah: 18)
Jamaah jumat yang dirahmati Allah Ta’ala
pertanyaannya bagaimana cara nya Memakmurkan Masjid?
Pertama, memakmurkan masjid dengan shalat berjamaah dan dzikir.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ ٱللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً، كَانَتْ خُطُوَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَٱلْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً»
“Barang siapa berwudhu di rumahnya lalu berjalan menuju rumah Allah untuk menunaikan shalat wajib, satu langkahnya menghapus dosa dan yang lain mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)
Kedua, menjadikan masjid pusat ilmu dan pendidikan generasi muda.
Di masjid Nabi ﷺ, para sahabat belajar aqidah, tafsir, fiqh, akhlak, bahkan ilmu kehidupan.
Ketiga, mempererat ukhuwah dan menjadikan masjid sebagai rumah persaudaraan.
Di sinilah kaum muslimin bertemu, saling mengenal, dan menghapus perpecahan.
Keempat, menjaga kebersihan dan adab di masjid. Disebutkan dalam hadits tentang orang arab badui yang mengotori masjid dengan hadats kecil nya, Nabi ﷺ bersabda:
«إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لَا تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ وَلَا الْقَذَرِ، إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالصَّلَاةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ»
Artinya: “Sesungguhnya masjid-masjid ini tidak pantas untuk sedikit pun digunakan (tempat) urin atau kotoran; masjid itu hanya diperuntukkan untuk dzikir kepada Allah, shalat, dan membaca Al-Qur’an.”(HR. Muslim no. 285)
Ma’asyiral Muslimin jamaah jumat yang dirahmati Allah, Kita perlu bertanya pada diri kita: sudahkah masjid kita hidup sebagaimana di zaman Nabi ﷺ? Apakah ia menjadi pusat dakwah, ilmu, dan ukhuwah? Atau hanya bangunan megah yang ramai sesekali?
Ingatlah Ma’asyiral Muslimin, kebangkitan umat dimulai dari masjid. Jika masjid hidup, maka kehidupan umat pun akan hidup.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا فَاسْتَغْفِرُوا ٱللَّهَ يَغْفِرْ لَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
---
KHUTBAH KEDUA
ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ، حَمْدَ ٱلشَّاكِرِينَ، وَٱلصَّلَاةُ وَٱلسَّلَامُ عَلَىٰ سَيِّدِ ٱلْمُرْسَلِينَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Sekali lagi Khatib wasiatkan kepada diri Khatib sendiri dan kepada seluruh jamaah sekalian untuk selalu meningkatkan takwa kita kepada Allah Ta’ala.
Perlu kita ketahui wahai jamaah bahwa setiap langkah kaki kita menuju masjid untuk beribadah adalah penghapus dosa serta mengangkat derajat. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيُؤَدِّيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ، كَانَتْ خُطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً»
“Barang siapa berwudhu di rumahnya lalu berjalan ke salah satu rumah Allah untuk menunaikan kewajiban dari kewajiban Allah, maka setiap langkahnya, satu menghapus dosa dan yang lainnya mengangkat derajatnya.”
Selain itu , Allah menyiapkan tempat di Surga untuk hamba nya yang rajin menuju masjid. Sebagaimana hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ، أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلًا فِي الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ
“Barang siapa yang pergi ke masjid di pagi atau sore hari, maka Allah menyiapkan baginya tempat tinggal di surga setiap kali ia pergi atau pulang.” (Muttafaqun ‘alayh – HR. Bukhari no. 662 dan Muslim no. 669)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita hidupkan masjid dengan senantiasa shalat berjamaah tepat waktu, menghadiri kajian ilmu dan halaqah Al-Qur’an, serta mempererat ukhuwah dan kepedulian sosial di antara sesama kaum muslimin.
Selain itu, kita juga harus menjaga kebersihan dan kemuliaan rumah Allah, serta mendidik anak-anak kita agar mencintai masjid sebagaimana para sahabat di zaman Rasulullah ﷺ, sehingga masjid kembali menjadi pusat ibadah, ilmu, dan kebersamaan umat sebagaimana fungsi nya di zaman nabi muhammad ﷺ.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَمَن تَبِعَهُم بِإِحْسَانٍ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِينَ مُحَمَّدٍ ﷺ، وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلاَةَ أُمُورِنَا، وَوَفِّقْهُمْ لِتَحْكِيمِ كِتَابِكَ، وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّكَ، وَاجْعَلْهُمْ رَحْمَةً لِعِبَادِكَ الْمُؤْمِنِينَ.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ بِلادَنَا بِلادًا آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً، سَخَاءً رَخَاءً، وَسَائِرَ بِلادِ الْمُسْلِمِينَ.
اَللَّهُمَّ اشْفِ مَرْضَانَا وَارْحَمْ مَوْتَانَا، وَفُكَّ أَسْرَانَا، وَاحْفَظْ شَبَابَنَا، وَوَفِّقْ أَبْنَاءَنَا وَبَنَاتِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عُمَّارِ مَسَاجِدِكَ، وَمِنْ أَهْلِ طَاعَتِكَ وَذِكْرِكَ، وَمِنَ الَّذِينَ تَفْتَحُ لَهُمْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ وَرِضْوَانِكَ.
إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Naskah Khutbah Jumat 31 Juli 2025
Posting Komentar untuk "MENGHIDUPKAN MASJID SEBAGAIMANA ZAMAN RASULULLAH ﷺ "