KEMATIAN SEBAGAI PENGINGAT KEHIDUPAN AKHIRAT
Khutbah Pertama
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي كَتَبَ ٱلْمَوْتَ عَلَىٰ عِبَادِهِ، وَجَعَلَ ٱلدُّنْيَا دَارَ مَمَرٍّ وَٱلْآخِرَةَ دَارَ مَقَرٍّ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَمَن تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا ٱلْمُسْلِمُونَ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِيَ ٱلْمُقَصِّرَةَ أَوَّلًا بِتَقْوَى ٱللَّهِ، فَقَدْ فَازَ ٱلْمُتَّقُونَ. قَالَ ٱللَّهُ تَعَالَىٰ:
( يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُوا ٱتَّقُوا ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ)
(QS. Āli ‘Imrān: 102)
Jamaah jum’at yang dirahmati Allah ﷻ
Tema khutbah kita kali ini adalah “Kematian sebagai Pengingat Kehidupan Akhirat”.
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Allah ﷻ menegaskan dalam Al-Qur’an:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ ٱلْمَوْتِ
(QS. Āli ‘Imrān: 185)
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.”
Kematian bukanlah akhir segalanya, tetapi pintu menuju alam akhirat. Dunia hanyalah tempat persinggahan sementara, sedangkan akhirat adalah kampung halaman yang kekal.
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادِمِ ٱللَّذَّاتِ
“Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan (yaitu kematian).” (HR. Tirmiżī)
Dengan mengingat kematian, hati kita akan lebih lembut, jiwa lebih tunduk, dan amal ibadah akan lebih sungguh-sungguh. Orang yang lalai dari kematian akan sibuk dengan dunia, lupa pada ibadah, dan akhirnya menyesal ketika ajal menjemput.
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah,
Para sahabat Nabi ﷺ adalah orang-orang yang sangat sadar akan dekatnya kematian. Utsman bin Affan رَضِيَ ٱللَّهُ عَنْهُ, seorang khalifah yang mulia, beliau menangis setiap kali berdiri di dekat kuburan. Ada yang bertanya kepadanya:
"Wahai Amirul mu’minin, engkau tidak menangis ketika mengingat surga dan neraka, tetapi kenapa engkau menangis ketika melihat kuburan?"
Beliau menjawab:
"Sesungguhnya kubur adalah tempat persinggahan pertama dari alam akhirat. Barangsiapa selamat darinya, maka setelahnya akan lebih mudah. Tetapi barangsiapa tidak selamat darinya, maka setelahnya akan lebih berat."
Jamaah jum’at rahimakumullah
Setiap hari kita menyaksikan kematian: keluarga, tetangga, teman, bahkan orang-orang yang sehat sekalipun bisa dipanggil Allah secara tiba-tiba. Hal ini seharusnya menyadarkan kita bahwa umur tidak bisa ditawar. Tidak ada yang bisa lari dari ajal.
Allah ﷻ berfirman:
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ ٱلْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ
(QS. An-Nisā’: 78)
“Di mana pun kamu berada, kematian pasti akan menjumpaimu, sekalipun kamu berada di benteng yang tinggi dan kokoh.”
Karenanya, orang beriman akan memanfaatkan waktu yang singkat di dunia untuk bekal akhirat: memperbanyak shalat, shodaqoh, dzikir, membaca Al-Qur’an, menuntut ilmu, dan berbuat baik kepada sesama.
Jamaah jum’at yang dirahmati Allah
Mari kita jadikan kematian sebagai nasehat terbesar. Karena setiap kali kita mengiringi jenazah, itu seharusnya menjadi pengingat bahwa suatu saat orang lain pula yang akan mengiringi jenazah kita.
نَفَعَنِيَ ٱللَّهُ وَإِيَّاكُمْ بِٱلْقُرْآنِ ٱلْعَظِيمِ، وَبِهَدْيِ سَيِّدِ ٱلْمُرْسَلِينَ، أَقُولُ قَوْلِي هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ ٱللَّهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ ٱلْمُسْلِمِينَ، فَٱسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ.
Khutbah Kedua
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا.
Ma’asyiral muslimin,
Hidup ini singkat, dan kematian selalu dekat. Alangkah ruginya orang yang menunda taubat hingga ajal menjemput. Allah ﷻ berfirman:
وَلَنْ يُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا
(QS. Al-Munāfiqūn: 11)
“Allah tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila ajalnya telah datang.”
Maka marilah wahai jamaah kita persiapkan diri dengan taubat yang tulus, memperbaiki shalat, memperbanyak amal shalih, dan menjauhi maksiat.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
ٱلْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ ٱلْمَوْتِ
“Orang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.” (HR. Tirmiżī)
Jamaah jum’at yang senantiasa dirahmati Allah,
Seorang ulama besar, imam Hasan Al Bashri رَحِمَهُ ٱللَّهُ, berkata:
“Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau hanyalah kumpulan hari. Setiap kali satu hari berlalu, maka berkuranglah bagian dari dirimu.”
Ucapan ini wahai jamaah mengingatkan kita bahwa setiap hari yang kita lewati bukan menambah umur, tetapi justru menguranginya, mendekatkan kita kepada kematian. Maka oleh karena itu wahai jamaah mari kita menggunakan waktu yang ada dengan sebaik mungkin dan jangan sampai kita sia-siakan.
ٱللَّهُمَّ ٱغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَٱلْمُسْلِمَاتِ، وَٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَاتِ، ٱلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَٱلْأَمْوَاتِ.
ٱللَّهُمَّ ٱجْعَلْنَا مِنَ ٱلَّذِينَ يَتَذَكَّرُونَ ٱلْمَوْتَ فَيَسْتَعِدُّونَ لَهُ.
ٱللَّهُمَّ حَسِّنْ خَوَاتِمَنَا، وَٱجْعَلْ آخِرَ كَلَامِنَا عِنْدَ ٱلْمَوْتِ لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ ٱللَّهِ ﷺ.
ٱللَّهُمَّ ٱجْعَلْ قُبُورَنَا رَوْضَةً مِّن رِيَاضِ ٱلْجَنَّةِ، وَلَا تَجْعَلْهَا حُفْرَةً مِّن حُفَرِ ٱلنِّيرَانِ.
ٱللَّهُمَّ ٱجْعَلْنَا مِنَ ٱلَّذِينَ يُحْشَرُونَ فِي زُمْرَةِ ٱلنَّبِيِّينَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَاءِ وَٱلصَّالِحِينَ، وَحَسُنَ أُو۟لَـٰٓئِكَ رَفِيقًا.
عِبَادَ ٱللَّهِ، إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فَٱذْكُرُوا ٱللَّهَ ٱلْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَٱشْكُرُوهُ عَلَىٰ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ، وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.
Posting Komentar untuk "KEMATIAN SEBAGAI PENGINGAT KEHIDUPAN AKHIRAT"