TAUBAT YANG MEMBUKA PINTU RAHMAT ALLAH
Khutbah Pertama
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Amma ba‘du,
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah ﷻ dengan sebenar-benar takwa. Karena ketakwaan adalah perisai yang melindungi kita dari murka Allah, dan menjadi sebab turunnya rahmat-Nya di dunia serta keselamatan di akhirat.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Taubat (التوبة) secara bahasa berarti kembali. Yakni kembali dari jalan maksiat menuju jalan ketaatan kepada Allah ﷻ.
Taubat bukan sekadar ucapan di lisan, tapi penyesalan yang mendalam di hati, berhenti dari dosa saat ini juga, dan tekad kuat untuk tidak mengulanginya lagi.
Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
(At-Tahrim: 8)
"Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya (taubat nasuha)."
Para ulama menjelaskan bahwa taubat nasuha adalah taubat yang disertai keikhlasan, penyesalan, dan tidak diulangi lagi.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Taubat bisa dikategorikan menjadi 3 macam,
- Taubat dari dosa besar, seperti zina, mencuri, riba, dan maksiat besar lainnya.
- Taubat dari dosa kecil, seperti ghibah, marah tanpa sebab, menunda shalat, dan sebagainya.
- Taubat dari kelalaian hati, yaitu ketika kita lalai dari dzikir, lupa pada nikmat Allah, atau sombong dengan amal.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, tentang Ka‘ab bin Malik radhiyallāhu ‘anhu, seorang sahabat yang tidak ikut Perang Tabuk tanpa alasan yang benar. Karena kelalaiannya, Rasulullah ﷺ memboikotnya selama 50 hari.
Ka‘ab menyesali dosanya, menangis setiap malam, hingga turunlah firman Allah:
وَّعَلَى الثَّلٰثَةِ الَّذِيۡنَ خُلِّفُوۡا ؕ حَتّٰۤى اِذَا ضَاقَتۡ عَلَيۡهِمُ الۡاَرۡضُ بِمَا رَحُبَتۡ وَضَاقَتۡ عَلَيۡهِمۡ اَنۡفُسُهُمۡ وَظَنُّوۡۤا اَنۡ لَّا مَلۡجَاَ مِنَ اللّٰهِ اِلَّاۤ اِلَيۡهِ ؕ ثُمَّ تَابَ عَلَيۡهِمۡ لِيَتُوۡبُوۡا ؕ اِنَّ اللّٰهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيۡمُ
(At-Taubah: 118)
"dan terhadap tiga orang yang ditinggalkan. Hingga ketika bumi terasa sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah (pula terasa) sempit bagi mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksaan) Allah, melainkan kepada-Nya saja, kemudian Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang."
Taubat Ka‘ab diterima karena tulus dan sabar dalam penyesalan. Inilah pelajaran bagi kita bahwa seberat apa pun dosa, Allah akan menerima bila kita sungguh-sungguh kembali.
Dikisahkan juga tentang seorang ulama bernama Fudhail bin ‘Iyadh, dahulu ia adalah perampok jalanan, tetapi suatu malam ia mendengar seseorang membaca ayat:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ
(Al-Hadid: 16)
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang beriman untuk tunduk hatinya kepada peringatan Allah?"
Ia menangis lalu berkata:
"بَلَى يَا رَبِّ، قَدْ آنَ!"
“Sudah tiba waktunya, wahai Rabbku!”
Sejak saat itu ia meninggalkan kejahatannya dan menjadi ulama besar yang zuhud.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Rasulullah ﷺ bersabda:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
(HR. Tirmidzi)
"Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat."
Artinya, taubat bukan tanda kelemahan akan tetapi tanda bahwa hati kita masih hidup dan mengenal Allah.
Ma’asyiral muslimin,
Mari kita renungkan wahai kaum muslimin betapa banyak nikmat yang Allah beri, tapi sering kita balas dengan maksiat. Betapa banyak waktu yang kita sia-siakan untuk dunia, tapi sedikit untuk akhirat.
Maka jangan tunggu esok. Jangan tunda taubat sampai ajal datang. Sebab Allah ﷻ berfirman:
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ
(An-Nisa’: 17)
"Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah bagi mereka yang berbuat dosa karena kejahilan, lalu segera bertaubat."
نَفَعَنِيَ اللّٰهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ، وَأَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Pintu taubat akan selalu terbuka selama matahari belum terbit dari barat dan nyawa belum sampai ke tenggorokan. Maka jangan tunggu waktu itu datang.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللّٰهَ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ النَّهَارِ، وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيْلِ
(HR. Muslim)
"Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya di malam hari agar orang yang berbuat dosa di siang hari bertaubat, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari agar orang yang berbuat dosa di malam hari bertaubat."
Begitu luas kasih sayang Allah wahai jamaah, oleh karena itu jangan pernah malu untuk kembali, karena Allah tidak akan menolak siapapun yang datang dengan hati yang hancur penuh penyesalan.
اَللّٰهُمَّ يَا تَوَّابُ يَا رَحِيمُ، تُبْ عَلَيْنَا تَوْبَةً نَصُوحًا، تَمْحُو بِهَا ذُنُوْبَنَا، وَتُصْلِحُ بِهَا أَحْوَالَنَا، وَتُزَكِّي بِهَا قُلُوْبَنَا، وَتُطَهِّرُ بِهَا أَنْفُسَنَا، وَتَجْعَلُنَا مِنَ الْمُخْلِصِيْنَ لَكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا كُلَّهَا، دِقَّهَا وَجِلَّهَا، سِرَّهَا وَعَلَانِيَتَهَا، أَوَّلَهَا وَآخِرَهَا. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ، وَاجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ أَحْسِنْ خَاتِمَتَنَا، وَاجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا خَوَاتِمَهَا، وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِوَالِدَيْنَا، وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، وَاغْفِرْ لِمَشَايِخِنَا وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Posting Komentar untuk "TAUBAT YANG MEMBUKA PINTU RAHMAT ALLAH"