IKHLAS: AMAL KECIL YANG MENGALAHKAN AMAL BESAR
KHUTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Segala puji bagi Allah, Rabb yang Maha Mengetahui isi hati, Maha Melihat niat yang tersembunyi, dan Maha Adil dalam menilai amal hamba-Nya. Allah tidak menilai rupa, tidak menimbang harta, dan tidak mengukur amal dari besar kecilnya di mata manusia, tetapi Allah menilai keikhlasan hati.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Di tengah kehidupan yang sibuk dengan penilaian manusia, pujian, sorotan, dan pengakuan, Islam datang membawa satu nilai yang sangat halus namun sangat menentukan yaitu ikhlas. Nilai yang sering terlupakan, padahal ia merupakan ruh dari seluruh amal.
Rasulullah ﷺ bersabda:
« إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى »
“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini bukan hadits biasa. Para ulama mengatakan hadits ini mencakup seluruh amalan dalam agama islam. Amal yang besar bisa runtuh karena niat yang rusak, sementara amal yang kecil bisa melampaui gunung karena hati yang ikhlas.
Allah berfirman:
﴿ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ ﴾
“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali agar beribadah kepada Allah dengan ikhlas.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Perhatikan, Allah tidak berkata “beramal sebanyak-banyaknya”, tetapi Allah berkata dengan ikhlas. Karena ikhlas itulah yang menjadikan amal hidup, diterima, dan bernilai di sisi Allah.
Betapa banyak amal yang terlihat hebat di mata manusia, namun hancur di sisi Allah karena bercampur riya’. Betapa banyak sedekah yang dipuji, namun tidak sampai ke langit. Betapa banyak dakwah, jabatan, dan aktivitas keagamaan yang melelahkan, tetapi tidak bernilai apa-apa karena tujuannya bukan Allah.
Allah berfirman:
﴿ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا ﴾
“Barangsiapa berharap bertemu Rabb-nya, maka hendaklah ia beramal shalih dan jangan mempersekutukan siapa pun dalam ibadah kepada Rabb-nya.” (QS. Al-Kahfi: 110)
Riya’ adalah syirik kecil. Ia tidak merusak bentuk amal, tetapi membunuh ruh amal. Hati yang ikhlas bekerja diam-diam, tidak sibuk mencari pengakuan, tidak gelisah ketika tidak dipuji, dan tidak sakit ketika dilupakan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
« أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكَ الْأَصْغَرُ »
“Yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil.”
Para sahabat bertanya, “Apa itu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: « الرِّيَاءُ » “Riya’ “(HR. Ahmad)
Ikhlas bukan berarti amal harus disembunyikan, tetapi berarti hati tidak bergantung kepada makhluk. Jika dilihat manusia, ia tidak senang berlebihan. Jika tidak dilihat, ia tidak kecewa. Karena yang ia cari hanya satu ridha Allah.
Orang yang ikhlas tidak bertanya:
“Apakah aku dipuji?”
Tetapi ia akan bertanya:
“Apakah Allah ridha?”
Amal kecil seperti senyum, membantu, menyingkirkan duri, menahan emosi, menutup aib saudara, bisa lebih berat timbangannya daripada amal besar yang penuh kepentingan diri.
Rasulullah ﷺ bersabda:
« رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ »
“Betapa banyak amal kecil yang menjadi besar karena niatnya.”
Ikhlas adalah perjuangan seumur hidup. Ia tidak datang sekali lalu menetap. Ia harus dijaga, diluruskan, dan diperbarui setiap hari.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Ikhlas adalah sebab diterimanya amal, dan juga sebab ditinggikannya derajat. Allah tidak melihat seberapa sibuk kita, tetapi seberapa jujur hati kita kepada-Nya.
Allah berfirman:
﴿ يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ﴾
“Hari ketika harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu‘ara: 88–89)
Hati yang bersih adalah hati yang ikhlas. Hati yang tidak bercabang niatnya. Hati yang tidak menjadikan manusia sebagai tujuan akhir.
Rasulullah ﷺ bersabda:
« إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَا إِلَى أَجْسَادِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ »
“Allah tidak melihat rupa dan tubuh kalian, tetapi Allah melihat hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)
Maka mari kita luruskan niat kita. Dalam shalat, dalam kerja, dalam dakwah, dalam keluarga, dalam setiap kebaikan sekecil apa pun. Jangan biarkan amal kita lelah, tetapi hati kita kosong.
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ الرِّيَاءِ وَالسُّمْعَةِ
اَللّٰهُمَّ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا مِنَ الرِّيَاءِ وَالنِّفَاقِ وَالْعُجْبِ
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ أَعْمَالَنَا كُلَّهَا صَالِحَةً، وَلِوَجْهِكَ خَالِصَةً، وَلَا تَجْعَلْ فِيْهَا لِأَحَدٍ غَيْرِكَ شَيْئًا
اَللّٰهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا الْقَلِيْلَ، وَاغْفِرْ لَنَا التَّقْصِيْرَ، وَارْزُقْنَا صِدْقَ النِّيَّةِ فِي السِّرِّ وَالْعَلَانِيَةِ
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَقِمِ الصَّلَاة
=====
Khutbah Jum'at, Desember 2025

Posting Komentar untuk " IKHLAS: AMAL KECIL YANG MENGALAHKAN AMAL BESAR"