Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENGHADIRKAN ALLAH DALAM SETIAP LANGKAH HIDUP



KHUTBAH PERTAMA


اَلْحَمْدُ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


Segala puji hanya milik Allah, penguasa hati, penentu takdir, penolong setiap hamba yang lemah, penuntun setiap jiwa yang menangis dalam diam, peneduh setiap hati yang sibuk menahan beban dunia. Dia melihat ketika kita terjatuh, mendengar bahkan ketika suara kita tak sanggup keluar, dan mendekap ketika dunia menjauh.


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Hidup seorang mukmin hanya lapang bila Allah hadir dalam setiap langkahnya. Bukan sekadar hadir ketika shalat, bukan hanya hadir ketika bersujud di malam hari, tetapi hadir dalam kerja, dalam lelah, dalam senyum, dalam amarah, dalam keputusasaan, bahkan dalam diam.


Allah berfirman:


﴿ وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ ﴾

“Dan Dia bersama kalian dimanapun kalian berada.” (QS. Al-Hadid: 4)


Lafaz ini, jika benar-benar menembus hati, akan mengubah seluruh cara kita memandang hidup. Tidak ada langkah yang sia-sia, tidak ada air mata yang luput, tidak ada doa yang terbuang, tidak ada usaha yang tak dinilai.


Allah berfirman:


﴿ وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا ﴾

“Dan Tuhanmu tidak pernah lupa.” (QS. Maryam: 64)


Manusia lupa, tetapi Allah tidak.

Kita lengah, tetapi Allah menjaga.

Kita menyerah, tetapi Allah menguatkan.


Rasulullah bersabda dalam hadits ihsan:


« أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ »

“Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau belum mampu, maka yakinlah bahwa Dia melihatmu.” (HR. Muslim)


Hadits ini bukan ancaman, tapi rumah bagi hati yang lelah. Sebab ketika Allah hadir, takut pun berubah menjadi tenang, sempit menjadi lapang, berat menjadi ringan.


Allah berfirman:


﴿ أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ ﴾

“Siapa yang mengabulkan doa orang yang terdesak saat ia berdoa dan menghilangkan kesusahan?” (QS. An-Naml: 62)


Betapa sering kita berusaha menyembunyikan letih dari manusia, namun Allah berkata: serahkan padaku. Betapa sering kita memendam tangis, namun Allah berkata: “Aku mendengar meski engkau tidak mengucap.”


Di saat manusia menuntut penjelasan, Allah cukup meminta satu: kembali dan hadirkan Aku dalam hatimu. Itulah muraqabah, kehadiran Allah di dalam jiwa setiap saat.


Ketika tangan bekerja, hati bertawakkal.

Ketika lisan berbicara, nurani menjaga kemurnian.

Ketika mata memandang dunia, ruh tetap memandang akhirat.


Allah berfirman:


﴿ إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ ﴾

“Sungguh, orang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah bergetarlah hatinya.” (QS. Al-Anfal: 2)


Hati yang hidup bersama Allah akan menangis bukan karena dunia menekan, tetapi karena ia begitu ingin agar Allah tidak pergi darinya walau sesaat.


Betapa banyak manusia terlihat kuat, padahal jiwanya runtuh. Betapa banyak yang tertawa lantang, tapi hatinya kosong. Namun mukmin yang menghadirkan Allah akan tetap tegak meski badai tak kunjung reda, karena sandarannya bukan lagi manusia, melainkan Zat yang tidak pernah letih memberi rahmat.


نَفَعَنِيَ اللهُ وَإِيَّاكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ، وَأَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.




KHUTBAH KEDUA


اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Menghadirkan Allah tidak cukup hanya dalam ucapan, tetapi harus dalam amal, dalam diam, dalam sabar, dan dalam syukur. Allah tidak meminta kita menjadi sempurna, tetapi meminta hati yang selalu pulang kepada-Nya.


Allah berfirman:


﴿ أَلَا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ ﴾

“Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)


Hanya yang menghadirkan Allah dalam hati yang mampu berdamai dengan takdir. Bukan karena takdir selalu indah, tetapi karena Allah selalu baik.


Rasulullah bersabda:


« تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ »

“Kenalilah Allah di waktu lapang, maka Dia akan mengenalmu di waktu sempit.” (HR. Tirmidzi)


Jika kita menghadirkan Allah di waktu bahagia, maka Allah juga akan menguatkan di waktu luka. Jika kita menghadirkan Allah di saat lega, Allah akan memeluk kita di saat sempit.


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا، وَاسْتُرْ عُيُوْبَنَا، وَفَرِّجْ هُمُوْمَنَا، وَاشْرَحْ صُدُوْرَنَا، وَطَهِّرْ قُلُوْبَنَا مِنْ كُلِّ مَرَضٍ وَحَسَدٍ وَرِيَاءٍ وَكِبْرٍ


اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الْمُحْسِنِيْنَ، وَالْمُخْلِصِيْنَ، وَالْمُتَّقِيْنَ، الَّذِيْنَ يَحْضُرُوْنَكَ فِيْ كُلِّ خُطْوَةٍ وَنَفَسٍ وَحَرَكَةٍ


اَللّٰهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ, اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا نَخْشَاكَ كَأَنَّنَا نَرَاكَ


اَللّٰهُمَّ اشْفِ مَرْضَانَا وَارْحَمْ مَوْتَانَا وَوَسِّعْ أَرْزَاقَنَا وَبَارِكْ لَنَا فِيْمَا أَعْطَيْتَ


اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ خُطُوَاتِنَا إِلَيْكَ، وَكَلِمَاتِنَا لَكَ، وَعَمَلَنَا خَالِصًا لِوَجْهِكَ


اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ



===== Khutbah Jum'at, Desember 2025

Posting Komentar untuk "MENGHADIRKAN ALLAH DALAM SETIAP LANGKAH HIDUP"