Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ADAB-ADAB MAJELIS DAN PERGAULAN



Rasulullah Shallallahu Alaihi wa sallam mengajarkan kepada umatnya tentang adab-adab majelis yang baik dan memilih teman bergaul. Di antara yang beliau ajarkan adalah:

Pertama, memilih tempat yang luas untuk bermajelis. Abu Sa’id Al-Khudri Radiyallahu Anhu meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

خير المجالس أوسعها

“Sebaik-baik mejelis yang paling luas” (HR. Abu Dawud)

Kedua, tidak melakukan majelis atau duduk di pinggir jalan. Abu Sa’id Al-Khudri meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ فِي الطُّرُقَاتِ ‏"‏ ‏.‏ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لَنَا بُدٌّ مِنْ مَجَالِسِنَا نَتَحَدَّثُ فِيهَا ‏.‏ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلاَّ الْمَجْلِسَ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهُ ‏"‏ ‏.‏ قَالُوا وَمَا حَقُّهُ قَالَ ‏"‏ غَضُّ الْبَصَرِ وَكَفُّ الأَذَى وَرَدُّ السَّلاَمِ وَالأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْىُ عَنِ الْمُنْكَرِ

“Hindarilah oleh kalian duduk-duduk di pinggir jalan!” para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah kami butuh untuk duduk-duduk disitu guna untuk memperbincangkan suatu hal?” Rasulullah menjawab, “Jika kalian tidak bisa meninggalkan duduk-duduk disitu, maka berikanlah hak-hak jalan.”

Mereka bertanya, “Apa hak-hak jalan itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Menundukkan pandangan, menahan diri dari mengganggu, menjawab salam, dan amar makruf nahi munkar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketiga, memilih teman bergaul dari orang-orang shaleh, Abu musa Radiyalllahu ‘Anhu meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam , beliau bersabda:

إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberikan hadiah minyak wangi kepadamu, atau engkau akan membeli minyak wangi darinya, atau setidak-tidaknya engkau akan mendapatkan bau semerbak wangina.

Adapun Bersama tukang pandai besi, bisa jadi bajumu akan terbakar, atau jika tidak engkau akan mendapati bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keempat, mengisi majelis dengan berdzikir kepada Allah dan bershalawat kepada Rasul-Nya. Abu Musa meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‏ مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا لَمْ يَذْكُرُوا اللَّهَ فِيهِ وَلَمْ يُصَلُّوا عَلَى نَبِيِّهِمْ إِلاَّ كَانَ عَلَيْهِمْ تِرَةً فَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُمْ

“Tidaklah suatu kaum duduk-duduk di suatu majelis dengan tidak menyebutkan nama Allah padanya serta tidak bershalawat kepada Nabi mereka melainkan mereka akan mendapatkan penyesalan. Jika Allah menghendaki, dia akan mengazab mereka dan jika Allah menghendaki maka dia akan mengampuni mereka. (HR. Tirmidzi)

Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa bermajelis dan pergaulan dalam Islam memiliki adab-adab dan sunah-sunah yang harus dilaksanakan oleh kaum muslimin. Rasulullah telah memberikan arahan tentang hal ini, sehingga majelis kita akan menjadi majelis yang berkah dan diridhai oleh Allah.

Pelajaran yang bisa kita petik dari pemaparan di atas adalah :

  1. Disunahkan untuk meluaskan suatu mejelis.
  2. Larangan duduk-duduk di pinggir jalan, keculai orang-orang yang bisa menunaikan hak-hak jalan berupa menundukkan pandangan, menahan diri dari mengganggu, dan amar makruf nahi munkar.
  3. Arahan untuk mendatangi majelis-majelis yang di dalamnya terdapat orang-orang saleh, dan peringatan dari majelis-majelis yang berkebalikan dengannya.
  4. Peringatan dari majelis-majelis yang tidak disebutkan nama Allah di dalamnya.


***

(Dikutip dari Tj. Kitab Durusul Yaumiyah karya Dr. Rasyid Al Abdul Karim Hafidzahullah Ta'ala Hal. 373)

Posting Komentar untuk "ADAB-ADAB MAJELIS DAN PERGAULAN"