KEUTAMAAN ORANG YANG TIDAK DIKENAL DAN JAUH DARI AMBISI KEPEMIMPINAN
Populer dan dikenal banyak orang merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh banyak orang. Namun, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan yang sebaliknya, bahwa seorang hamba yang bertakwa dan tidak dikenal lebih dicintai Allah daripada yang dikenal banyak orang. Abu hurairah Radiyallahu Abhu meriwayatkan, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
تَعِسَ
عَبْدُ الدِّينَارِ وَعَبْدُ الدَّرْهَمِ وَعَبْدُ الْحَمِيصَةِ إِنْ أُعْطِيَ
رَضِيَ وَإِنْ لَمْ بُعْط سَخِطَ تَعِسَ وَانْتَكَسَ وَإِذَا شِيكَ فَلَا
انْتَقَشَ طُوبَى لِعَبْدِ آخِذِ بِعِنَانِ فَرَسِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَشْعَثَ
رَأْسُهُ مُغْبَرَةٍ قَدَمَاهُ إِنْ كَانَ فِي الْحِرَاسَةِ كَانَ فِي
الْحِرَاسَةِ وَإِنْ كَانَ فِي السَّائَةِ كَانَ فِي السَّاقَةِ إِنْ اسْتَأْذَنَ
لَمْ يُؤْذَنَ لَهُ وَإِنْ شَفَعَ لَمْ يُشَفَعْ
“Binasalah
hamba dinar! Celakalah hamba dirham! Celakalah hamba khamisah (sejenis kain)!
Celakalah hamba khamilah (sejenis model pakaian)! Apabila diberi ia merasa
senang, dan apabila tidak diberi ia merasa murka. Celakalah dan merugilah dia!
Jika tertusuk duri, maka ia tidak akan terlepas darinya. Beruntunglah bagi
hamba yang mengambil tali kendali kuda di jalan Allah, rambutnya kusut dan
kakinya berdebu. Jika ia sedang menjaga, maka ia benar-benar menjaga. Jika ia
bertugas memberi minum, maka ia benar-benar bertugas memberi minum. Jika ia
meminta izin, maka ia tidak akan diberi izin. Dan jika ia memberi bantuan, maka
bantuannya tidak diterima.” (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
Di
dalam hadits yang lain disebutkan, Amir bin Sa’ad berkata:
كَانَ
سَعْدُ بْنُ أَبِي وَقَاصٍ فِي إِبِلِهِ فَجَاءَهُ ابْنُهُ عُمَرُ فَلَمَّا رَآهُ
سَعْدُ قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شَرَّ هَذَا الرَّاكِبِ فَنَزَلَ فَقَالَ
لَهُ أَنَزَلْتَ فِي إِبِلِكَ وَغَنَمِكَ وَتَرَكْتَ النَّاسَ يَتَنَازَعُونَ
الْمُلْكَ بَيْنَهُمْ فَضَرَبَ سَعْدُ فِي صَدْرِهِ فَقَالَ اسْكُتْ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ
الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيّ الخفي
“Ketika
Sa’ad bin Abi Waqqash sedang mengurus untanya, maka putranya, Umar,
mendatanginya. Tatkala Sa’ad melihatnya, ia berkata, ‘Aku berlindung kepada
Allah dari keburukan pengendara ini.’ Umar turun lalu berkata kepada Sa’ad,
‘Mengapa kamu mengurus unta dan kambingmu sementara kamu membiarkan orang-orang
saling memperebutkan kekuasaan di antara mereka?’ Sa’ad pun memukul dada Umar
lalu berkata, ‘Diamlah kamu, aku pernah mendengar Rasulullah bersabda,
‘Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang bertakwa, berkecukupan dan tidak
dikenal’.” (HR. Muslim)
Hadits-hadits
di atas menunjukkan bahwa ambisi terhadap kemuliaan dan kepemimpinan termasuk
perkara yang dapat menodai keikhlasan beramal untuk Allah. Karena itulah,
Rasulullah memberikan dorongan agar menyembunyikan amalan dan menjauhi
tempat-tempat popularitas, karena hal itu dapat menyelamatkan agama dan jauh
dari segala fitnah.
Hikmah yang bisa kita petik dari pemaparan di atas adalah:
- Dorongan untuk bersifat tawadhu’ dan menjauhi popularitas.
- Anjuran
untuk menyembunyikan amalan dan tidak merasa butuh kepada manusia.
***
Dikutip dari Tj. Kitab Durusul Yaumiyah karya
Dr. Rasyid Al Abdul Karim Hafidzahullah Ta'ala Hal. 427

Posting Komentar untuk "KEUTAMAAN ORANG YANG TIDAK DIKENAL DAN JAUH DARI AMBISI KEPEMIMPINAN"